Pasar Melemah, Pemerintah Sudah Buyback SBN 3 Kali

Reporter

Editor

Grace gandhi

Senin, 24 Agustus 2015 21:11 WIB

Ilustrasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). ANTARA/Puspa Perwitasari

TEMPO.CO, Jakarta - Terus merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan sudah diantisipasi oleh pemerintah. Dalam rencana internal Direktorat Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko Kementerian Keuangan terdapat anggaran untuk rencana buyback sebesar Rp 3 triliun. Hingga kini, anggaran tersebut sudah terpakai tiga kali dengan total transaksi Rp 1,4 triliun.

Tiga transaksi buyback ini dilakukan dalam waktu tiga pekan. Buyback pertama dilakukan pemerintah pada 12 Agustus lalu sebesar Rp 401 miliar. Kedua pada 21 Agustus sebesar Rp 500 miliar, dan yang terakhir 24 Agustus 2015 sebesar Rp 500 miliar.

“Kami enggak mau over-react ke masyarakat. Buyback ini supaya ada demand dan pertahankan harga,” kata Direktur Jenderal Pengeloaan Pembiayaan dan Resiko, Robert Pakpahan, di Kementerian Keuangan, Senin, 24 Agustus 2015. Dana antisipasi ini, menurut Robert, bisa saja naik atau turun tergantung kondisi pasar.

Saat ini kepemilikan asing dalam Surat Berharga Negara mencapai 38 persen. Hingga 20 Agustus 2015, investor asing yang menjual SBN mencapai Rp 1,47 triliun. Jumlah ini dianggap masih baik oleh Robert. Musababnya, masih ada aksi beli SBN yang cukup besar oleh investor asing.

Bukan hanya strategi buyback, Robert mengatakan, ia juga menjaga komunikasi dengan para dealer utama penjualnSBN. Jika diperlukan ia akan melakukan conference call dengan investor untuk menjaga kepercayaan. Ia juga bisa memilih mekanisme Bond Stabilization Framework.

Robert menekankan hingga saat ini kondisi masih cukup baik. Indikatornya adalah asumsi-asumsi fundamental ekonomi yang masih cukup terkendali. Asumsi-asumsi tersebut adalah pertumbuhan ekonomi, inflasi, neraca transaski berjalan, dan utang.

Pertumbuhan ekonomi hingga triwulan II 2015 masih positif 4,67 persen. Inflasi hingga akhir tahun diprediksi akan mencapai 4-4,5 persen.

“Ini masih bagus jika dibandingkan tahun-tahun lalu yang lebih dari itu,” kata Robert. Kondisi neraca transaksi berjalan juga terus menurun meski masih defisit. Utang pemerintah masih berada di angka 25 persen dari PDB. “Masih mantap itu, tapi ya memang harus dipahami pasar keuangan super sensitif.”

TRI ARTINING PUTRI


Berita terkait

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

1 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

3 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

8 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

9 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

10 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

30 hari lalu

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

Pemerintah RI menyalurkan bantuan Rp 6,5 M kepada Laos untuk mendukung pemerintah negara tersebut sebagai Keketuaan ASEAN 2024.

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

37 hari lalu

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

CIMB Niaga mendorong masyarakat untuk giat berinvestasi, salah satunya dengan menempatkan dana dengan nominal paling terjangkau mulai dari Rp 10 ribu.

Baca Selengkapnya

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

41 hari lalu

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

Museum Layang-Layang Indonesia memperingati 21 tahun eksistensinya mengabadikan kebudayaan layangan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pembatasan Ketat Barang Bawaan Impor Banyak Dikeluhkan, Ini Reaksi Kemenkeu

50 hari lalu

Pembatasan Ketat Barang Bawaan Impor Banyak Dikeluhkan, Ini Reaksi Kemenkeu

Kemenkeu memastikan aspirasi masyarakat tentang bea cukai produk impor yang merupakan barang bawaan bakal dipertimbangkan oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya

KPK Serahkan Barang Rampasan Hasil Perkara Korupsi ke Enam Instansi Pemerintah

53 hari lalu

KPK Serahkan Barang Rampasan Hasil Perkara Korupsi ke Enam Instansi Pemerintah

KPK menyerahkan barang rampasan negara hasil perkara tindak pidana korupsi kepada enam instansi pemerintah.

Baca Selengkapnya