Belanja Naik, DPR Minta Pemerintah Tak Tambah Modal BUMN  

Jumat, 14 Agustus 2015 20:42 WIB

Presiden Joko Widodo bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto dalam Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tahun 2015 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 14 Agustus 2015. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat berharap pemerintah berhemat dan tak menggelontorkan anggaran negara untuk penambahan modal negara (PMN) di badan usaha milik negara (BUMN) pada APBN 2016. PMN dinilai tak efektif dan hanya menghamburkan uang negara secara sia-sia.

"Saya kira PMN tak perlu dijadikan prioritas," ujar anggota Komisi XI, Wilgo Zainar, pada Jumat, 14 Agustus 2015. Menurut politikus Fraksi Gerindra ini, anggaran PMN tak efektif karena rumitnya proses pencairan.

Menurut data Kementerian Badan Usaha Milik Negara, hingga Juli 2015, realisasi pencairan PMN baru terealisasi Rp 7,1 triliun dari total yang dianggarkan sebesar Rp 32,27 triliun.

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan sulitnya pencairan PMN karena harus berdasarkan izin dan penerbitan peraturan pemerintah yang butuh proses panjang. "Agustus-Desember diusahakan terealisasi semua," ujar Rini beberapa waktu lalu di Kementerian Keuangan.

Terlambatnya pencairan PMN, kata Wilgo, membuat anggaran negara defisit. Ini, menurutnya, mendorong pemerintah mengambil jalan pintas dengan meminjam dana luar negeri.

Karena itu, Wilgo menyarankan ada realokasi anggaran PMN ke pos-pos pembangunan secara langsung. "Defisit anggaran berpotensi besar semakin melebar karena tak ada sumber penerimaan negara yang bisa diandalkan," katanya. "Melihat situasi kini, penerimaan pajak 90 persen saja sudah bagus," ujar Wilgo lagi.

Pada 2016, Jokowi ingin target pajak naik menjadi Rp 1.565,8 triliun dari Rp 1.294,2 triliun. Padahal realisasi pajak hingga Juli 2015 baru mencapai Rp 517,6 triliun atau sebesar 40 persen.

Adapun asumsi makro RAPBN 2016 ditetapkan pemerintah dengan belanja negara menjadi Rp 2.200 triliun dengan defisit Rp 222,5 triliun dari Rp 1.984 triliun dengan defisit Rp 273,2 triliun pada tahun 2015. "Defisit akan semakin besar jika target pajak tak terpenuhi dan penggelontoran PMN besar-besaran," kata Wilgo.

ANDI RUSLI

Berita terkait

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

1 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

4 jam lalu

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

Presiden Jokowi sampai memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag 36/2023.

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

5 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

6 jam lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

6 jam lalu

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

Presiden Jokowi memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Permendag 36/2023tentang larangan pembatasan barang impor.

Baca Selengkapnya

SKK Migas Sebut akan Terus Mengawasi Komitmen Kerja Pasti Medco Energi di Blok Corridor

11 jam lalu

SKK Migas Sebut akan Terus Mengawasi Komitmen Kerja Pasti Medco Energi di Blok Corridor

SKK Migas akan terus memantau pelaksanaan komitmen kerja pasti di Blok Corridor yang dikelola PT Medco Energi International Tbk. (MEDC),

Baca Selengkapnya

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDIP, Pengamat Sebut Hukuman Politik

11 jam lalu

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDIP, Pengamat Sebut Hukuman Politik

Djarot mengatakan Jokowi dan Ma'ruf tidak diundang ke Rakernas PDIP lantaran keduanya sedang sibuk dan menyibukkan diri.

Baca Selengkapnya

Jokowi Revisi Aturan Impor agar Ribuan Kontainer Barang Tak Menumpuk di Pelabuhan, Ini Poin-poin Ketentuannya

11 jam lalu

Jokowi Revisi Aturan Impor agar Ribuan Kontainer Barang Tak Menumpuk di Pelabuhan, Ini Poin-poin Ketentuannya

Menteri Airlangga mengatakan ada beberapa poin dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 8 Tahun 2024 yang direvisi oleh Peresiden Jokowi. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Bos BPJS Kesehatan soal Penerapan Perbedaan Kelas Saat Ini: Mau-maunya Rumah Sakit Sendiri

12 jam lalu

Bos BPJS Kesehatan soal Penerapan Perbedaan Kelas Saat Ini: Mau-maunya Rumah Sakit Sendiri

Dirut BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti menjelaskan empat pengertian dari KRIS yang masih dibahas bersama dengan DPR dan lembaga terkait.

Baca Selengkapnya

Reaksi Istana hingga KSP Soal PDIP Tak Undang Jokowi dan Ma'ruf Amin ke Rakernas

12 jam lalu

Reaksi Istana hingga KSP Soal PDIP Tak Undang Jokowi dan Ma'ruf Amin ke Rakernas

Ali Ngabalin mengatakan Presiden Jokowi disibukkan dengan seabrek jadwal.

Baca Selengkapnya