Persentase Pemilik Rekening di Indonesia Sama dengan Myanmar

Reporter

Jumat, 14 Agustus 2015 07:48 WIB

Nasabah melakukan transaksi melalui mesin anjungan tunai mandiri (ATM) di Jakarta, Sabtu (25/8). TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Yogyakarta - Dari sekitar 250 juta penduduk Indonesia ternyata baru 21,5 persen dari penduduk dewasa yang mempunyai rekening bank. Padahal sebanyak 57,2 persen dari penduduk itu sudah "ngeh" perbankan.

"Di negara ASEAN, Indonesia hanya sejajar dengan Myanmar dan Kambdoja, kalah jauh dengan Malaysia dan Singapura," kata Kepala Kantor OJK (Otoritas Jasa Keuangan) Daerah Istimewa Yogyakarta, Fauzi Nugroho, di Yogyakarta, Kamis, 13 Agustus 2015.

Ia menjelaskan, pemerintah dan pihak bank harus menempuh berbagai cara untuk mengkampanyekan manfaat perbankan. Termasuk dengan cara-cara yang simpel dan mudah.

Saat ini sudah ada program yang dikampanyekan kepada masyarakat. Yaitu program 'Laku Pandai' atau layanan keuangan tanpa kantor dalam pelayanan perbankan. Program ini sudah dilakukan sejak Maret 2015.

Untuk mengukur kemajuan suatu bangsa, kata dia, Bank Dunia mempunyai kriteria. Antara lain adanya tempat penyimpanan dana, tempat penyaluran dana atau kredit, keberadaan asuransi, serta adanya dana pensiun.

OJK, kata dia terus melakukan edukasi keuangan, penambahan fasilitas ke publik, pemetaan informasi keuangan, menyempurnakan kebijakan dan peraturan. Selain itu juga peningkatan intermediasi dan distribusi dana.

"Juga upaya perlindungan bagi dua pihak konsumen atau nasabah maupun lembaga perbankan," kata Fauzi.

Bank yang sudah melakukan program 'Laku Pandai' adalah Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan BCA.

Product & Customer Experience Head 'BTPN Wow!', Achmad Nusjirwan Sugondo mengatakan, program Laku Pandai dapat meningkatkan penetrasi perbankan ke masyarakat. Terutama masyarakat menengah bawah.

"Di saat yang sama akan menurunkan beban operasional bank karena tak perlu membangun infrastruktur berupa kantor cabang," kata dia.

Ia mencontohkan program BTPN Wow. masyarakat bisa menikmati berbagai layanan perbankan mulai dari pembukaan rekening, tarik dan setor uang melalui agen bank dengan biaya sangat murah.

Yaitu hanya dengan modal nomor telepon seluler yang mudah dihafal oleh pemiliknya. "Bahkan dengan handphone jadul saja bisa dilakukan," kata dia.

Agen-agen layanan ini bahkan bisa seorang penjual pulsa sekalipun. Dalam menjawab inovasi 'Laku Pandai', BTPN mengagas program BTPN Wow!, layanan perbankan bagi mass market yang memanfaatkan teknologi telepon genggam. Itu didukung jasa agen sebagai perpanjangan tangan BTPN untuk meningkatkan jangkauan layanan kepada nasabah di seluruh pelosok Indonesia.

Dengan hadirnya BTPN Wow! kini masyarakat bisa menikmati berbagai layanan perbankan seperti pembukaan rekening, tarik dan setor uang melalui agen bank dengan biaya yang sangat murah. Teknologi yang digunakan juga disesuaikan dengan target nasabahnya, yaitu menggunakan USSD atau Unstructured Supplementary Services Data.

MUH SYAIFULLAH

Berita terkait

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

9 jam lalu

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

Yogyakarta sebagai destinasi wisata turut tercoreng oleh masalah sampah yang belum terselesaikan setelah TPA Piyungan tutup.

Baca Selengkapnya

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

8 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

8 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

8 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

16 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

17 hari lalu

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

Bank perkreditan rakyat (BPR) dan bank umum merupakan dua entitas keuangan yang memberikan layanan perbankan. Apa perbedan keduanya?

Baca Selengkapnya

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

17 hari lalu

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

Dalam empat bulan di 2024 ada 10 bank perkreditan rakyat (BPR) yang bangkrut dan dicabut izin usahanya oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

19 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

20 hari lalu

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

28 hari lalu

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

Bank Indonesia (BI) mencatat total penukaran uang baru mencapai Rp 1,13 triliun per 3 April 2024 atau H-7 Lebaran.

Baca Selengkapnya