Jatuh Lagi, Rupiah Bertengger di Level 13.820  

Reporter

Rabu, 12 Agustus 2015 13:14 WIB

Seorang petugas menunjukkan lembaran uang dollar Amerika di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Kamis (13/12) Nilai tukar rupiah hari ini kembali melemah 350 poin. TEMPO/Wahyu Setiawan

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah terkoreksi makin tajam dalam perdagangan hari ini. Pelemahan rupiah ini seiring dengan aksi jual aset-aset berdenominasi rupiah yang terus berlanjut.

Ekonom dari Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta, beranggapan, kekhawatiran atas dampak buruk devaluasi nilai tukar yuan membuat investor enggan memegang portofolio rupiah sementara waktu. “Sebagai salah satu rekan dagang utama Indonesia, devaluasi yuan menyebabkan prospek ekspor komoditas dan perekonomian semakin memburuk,” katanya saat dihubungi, Rabu, 12 Agustus 2015.

Tak ayal, sejak perdagangan dimulai, rupiah sudah dibuka pada level 13.800 per dolar. Hingga pukul 12.45 WIB, rupiah bahkan tercatat sudah anjlok 212,6 poin (1,56 persen) ke level 13.820 per dolar. Praktis, level rupiah saat ini kembali menjadi posisi terendah sejak 1998.

Di pasar uang, efek negatif devaluasi yuan juga menghantam mayoritas kurs regional lain. Selain yuan yang tersungkur ke level 6,4331 per dolar, won kembali terkoreksi 1,10 persen ke level 1.191,93 per dolar. Kurs ringgit tampak senasib dengan rupiah yang turun 1,56 persen menjadi 4,0355 per dolar.

Akibat belum pastinya waktu kenaikan suku bunga The Fed, tutur Rangga, rupiah masih cenderung dihimpit sentimen negatif dalam jangka menengah. Perombakan kabinet yang bakal diumumkan siang ini pun, bagi Rangga, tak banyak mengubah tekanan terhadap rupiah.

PDAT | MEGEL JEKSON

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

4 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

4 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

4 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

6 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

7 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

7 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

8 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

8 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

8 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

9 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya