10 Ribu Investor Baru Tumbuh Seiring Hadirnya BEI Palembang  

Reporter

Selasa, 11 Agustus 2015 15:20 WIB

Sejumlah pialang memantau pergerakan saham saat peringatan '38 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia' di Gedung Bursa Efek Jakarta, 10 Agustus 2015. Acara dihadiri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Hadad dan para pelaku pasar modal. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Pertumbuhan investor pasar modal di Palembang diyakini akan bertambah hingga 10 ribu investor baru seiring kehadiran kantor perwakilan Bursa Efek Indonesia di kota tersebut.

Pelaksana Harian (Plh) Kepala Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) Palembang, Early Saputra, mengatakan pihaknya akan berupaya optimal untuk menggenjot pertumbuhan investor di Palembang.

“Idealnya setiap ada kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di situ pula BEI harus hadir, kami yakin bisa mengembangkan market di Palembang,” katanya saat acara CSR HUT Pasar Modal ke-38 di SMA Negeri 5 Palembang, Selasa, 11 Agustus 2015.

Dia mengatakan saat ini terdapat 6.000–7.000 investor pasar modal di Palembang. Sementara hingga semester I/2015 pihaknya mencatat terdapat penambahan jumlah investor sebanyak 1.300 investor.

Menurut Early, untuk mengoptimalkan penetrasi investor lokal, BEI juga sudah merancang berbagai program.

Salah satunya adalah bekerja sama dengan perusahaan sekuritas dan perguruan tinggi di Palembang.

“Kami sudah ada kerja sama dengan dua perguruan tinggi, yaitu Universitas Charitas dan STMIK MDP, harapannya akan ada investor baru yang muncul dari kerja sama ini,” katanya.

Early mengemukakan selama mengejar pertumbuhan jumlah investor, pihaknya juga sering menemukan kendala, yang paling utama adalah masih adanya trauma dari masyarakat yang tertipu investasi bodong.

“Terakhir ada yang investasi bodong yang sudah menipu hingga Rp 1,2 triliun jadi membuat trauma masyarakat sehingga banyak yang cari aman,” katanya.

Padahal, lanjut Early, jika masyarakat lebih memahami investasi di pasar modal akan lebih aman apalagi saat ini dana penjaminan investor sudah dinaikkan maksimal Rp 100 juta dari sebelumnya hanya Rp 25 juta.

Dia menambahkan, kendala pengembangan pasar modal di daerah juga menyangkut ketersediaan sumber daya manusia (SDM) khususnya di perusahaan sekuritas.

Direktur PT Penilai Niaga Efek Indonesia (Indonesian Bond Pricing Agency/IBPA) Wahyu Tringgono menambahkan, profesional di pasar modal daerah memang masih terbatas.

“Memang harus ada persyaratan—persyaratan untuk menjadi professional di perusahaan sekuritas makanya perlu edukasi dari awal tentang pasar modal,” katanya.

Menurut Wahyu, literasi pasar modal di Sumatera Selatan memang masih sangat kecil dibanding perbankan.

“Sehingga banyak yang tidak bisa bedakan jenis investasi, oleh karena itu kami ingin menjemput bola, salah satunya dengan mendatangi 18 kota di Indonesia saat momen HUT pasar modal,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan OJK Sumatera Selatan Patahuddin mengatakan sampai sekarang memang tidak ada laporan keluhan terkait dengan pasar modal di Palembang.

“Paling banyak keluhan soal perbankan sementara terkait pasar modal hampir tidak ada,” katanya.

BISNIS.COM

Berita terkait

Luhut Punya Kabar Baru Soal Rencana Investasi Tesla di Indonesia

19 menit lalu

Luhut Punya Kabar Baru Soal Rencana Investasi Tesla di Indonesia

Selain Indonesia, ada negara-negara lain yang membujuk Tesla untuk berinvestasi.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

1 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

1 hari lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

1 hari lalu

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

Kejaksaan Tinggi membuka peluang mengembangkan kasus dugaan pemerasan Bendesa Adat di Bali.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

2 hari lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

2 hari lalu

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

Kejaksaan Tinggi Bali menangkap seorang Bendesa Adat karena diduga telah memeras seorang pengusaha untuk rekomendasi izin investasi.

Baca Selengkapnya

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

3 hari lalu

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan groundbreaking keenam di IKN dilakukan akhir Mei atau awal Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

3 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

4 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

4 hari lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya