TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menunjuk Perusahaan Umum Bulog sebagai lembaga yang akan melakukan kegiatan impor daging.
Penunjukan Bulog sebagai pintu impor daging ini, menurut Gobel, untuk mencegah adanya permainan importir. "Tidak lagi diberikan kepada para pengusaha importir itu," ujarnya saat ditemui di Pasar Kramat Jati, Selasa, 10 Agustus 2015.
Sebelum penunjukan Bulog, impor daging dilakukan oleh importir. Para importir dengan leluasa mengajukan izin impor kepada Kementerian Perdagangan.
Menurut Gobel, jika hal tersebut terus dilakukan, importirlah yang akan mengendalikan pasar. Akibatnya, banyak terjadi penahanan daging ke pasar yang mengakibatkan harga menjulang.
Gobel menyebutkan kepercayaan yang telah diberikan kepada importir telah disalahgunakan. "Kalau diberikan kepada para pengusaha importir, kayak gini jadinya (harga mahal) dan ini sebetulnya sudah menyalahi kepercayaan yang diberikan pemerintah ke mereka,” ujarnya.
Karena itu, menurut Gobel, keputusan untuk impor melalui satu pintu dengan menunjuk Bulog merupakan langkah yang tepat.
Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayati mengatakan izin impor kuota saat ini sedang dalam persiapan. Dan akan ada penambahan kuota impor sebanyak 50 ribu sapi siap potong. "Saya perkirakan 50 ribu ekor," ujarnya.
Dia menargetkan dalam waktu sebulan sudah ada pasokan sapi dari Australia. Saat ini, Bulog sedang mengurus administrasi bersama Kementerian Perdagangan. Surat itu akan dibawa ke Kementerian Pertanian untuk memperoleh spesifikasi teknis sapi yang boleh diimpor.
Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen
15 hari lalu
Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen
Kementerian Perdagangan menyebut sektor penjualan online paling banyak dilaporkan keluhan konsumen lantaran banyak penipuan. Selain itu, Kemendag telah menutup setidaknya 223 akun yang diindikasi sebagai penipu.