TEMPO.CO , Jakarta:Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Siti Masrifah mengatakan panitia kerja Badan Penyelenggara Jaminan Sosial telah dibentuk pada periode sidang lalu. Panja ini bertugas membahas polemik seputar BPJS Kesehatan dan solusinya.
"Arahan panja ini adalah untuk menyelesaikan beberapa persoalan yang ada di masyarakat mulai dari aktivasi, fasilitas kesehatan, hingga e-katalog obat," kata Siti dalam diskusi di Jakarta, Ahad, 9 Agustus 2015.
Panja, kata Siti, akan turun langsung ke lapangan untuk mencari tahu secara rinci persoalan apa saja yang ada terkait penerapan BPJS. Temuan panja akan dirumuskan menjadi rekomendasi untuk disepakati di paripurna.
Anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa ini menargetkan rekomendasi panja akan selesai dalam satu masa persidangan. "Mudah-mudahan selesai dalam 1,5 bulan ke depan," ucap dia. "Kalau tidak selesai akan dibawa ke sidang selanjutnya."
Peneliti Sosial lembaga Prakarsa Ah Maftuchan mengingatkan agar panja tak setengah-setengah bekerja."Bagus, perlu kita dukung, jangan hangat-hangat tai ayam," ujar Maftuchan.
Maftuchan juga mendesak agar DPR melibatkan masyarakat dalam proses kerja panja. Lembaga pengawas keuangan seperti OJK dan KPK juga diminta Maftuchan turut terlibat untuk mengawasi aliran dana BPJS.
Selain itu, ia juga meminta DPR berani menegur secara tegas Dewan Jaminan Sosial Nasional. "DJSN selama ini tidak maksimal kinerjanya," ucap Maftuchan.
MOYANG KASIH DEWIMERDEKA
Berita terkait
Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa
23 jam lalu
Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?
Baca SelengkapnyaPermintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?
1 hari lalu
Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?
Baca SelengkapnyaDPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei
1 hari lalu
KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaAmnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware
1 hari lalu
Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM
Baca SelengkapnyaKPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR
2 hari lalu
KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.
Baca SelengkapnyaSaid Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029
3 hari lalu
Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.
Baca SelengkapnyaKPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini
3 hari lalu
KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020
Baca SelengkapnyaReaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah
3 hari lalu
DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.
Baca SelengkapnyaDitolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi
4 hari lalu
Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaGerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok
5 hari lalu
Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.
Baca Selengkapnya