Sawah Masih Panen, Pemerintah Tak Impor Beras

Reporter

Editor

Zed abidien

Jumat, 7 Agustus 2015 14:21 WIB

Petani memotong batang padi saat panen di Desa Sirnajati, Cibarusah, Jawa Barat, 28 Juli 2015. Kekeringan yang melanda daerah Cibarusah memaksa petani memanen lebih awal. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan belum memberi rekomendasi impor beras. Dia mengklaim sudah mengantisipasi datangnya El Nino yang menjadi penyebab kekeringan di sejumlah daerah penghasil. "Agustus-September masih panen, bahkan masih ada surplus," kata Amran di kantornya, Jumat, 7 Agustus 2015.

Sebelumnya, ribuan hektare sawah di sejumlah daerah kering. Bahkan, di Jawa Barat, 7.000 hektare sawah sudah puso atau rusak.

Kementerian mencatat, pada Agustus 2015, luas sawah yang bakal panen diprediksi mencapai 1,57 juta hektare yang menghasilkan 4,5 juta ton beras. September mendatang, angka panen mencapai 1,2 juta hektare yang menghasilkan 3,4 juta ton beras. Maka, ucap Amran, dengan asumsi konsumsi beras 2,67 juta ton per bulan, stok saat ini masih cukup.

Adapun hingga saat ini, jumlah sawah yang sudah memasuki masa panen seluas 12,5 juta hektare. Sawah yang belum panen hanya 1,5 juta hektare.

Menurut catatan Kementerian, jumlah sawah puso masih mencapai 17 ribu hektare. Angka ini dinilai masih jauh dari total luas sawah yang panen, sehingga wacana impor belum bergulir di internal Kementerian. "Tahun lalu (yang puso) 35 ribu hektare," tutur Amran.

Sebelumnya dia menyatakan, setiap tahun, 200 ribu hektare sawah memang berpotensi puso. Antisipasinya, sejak Desember lalu, Kementerian membangun jaringan irigasi tersier sebanyak 1,3 juta hektare. Jumlah pompa di daerah potensial juga ditambah, terutama daerah penghasil padi, jagung, dan kedelai.

Pompa saat ini sudah diberikan ke Bojonegoro sebanyak 300 unit yang bisa digunakan untuk mengairi 10 ribu hektare lahan. Kabupaten Demak, Pati, dan Grobokan juga mendapat 327 pompa.

Sedangkan di Jawa Barat, yang mendapat bantuan dua pompa besar adalah Cirebon dan Indramayu. Dua pompa diberikan lebih besar dibanding daerah lain. Menurut Amran, dua pompa ini berguna menyedot air dari sungai besar yang tidak jauh dari lahan sejumlah 11 ribu hektare.

Sumber air lain yang disediakan adalah seribu sumur dangkal yang dibangun di 28 desa. Satu sumur mampu membasahi 15 hektare lahan. "Dua ribu kepala keluarga juga dapat terhidupi," kata Amran.

ROBBY IRFANY

Berita terkait

Saksi Ungkap Syahrul Yasin Limpo Bayar Lukisan Sujiwo Tejo Seharga Rp 200 Juta Pakai Uang Vendor Kementan

23 jam lalu

Saksi Ungkap Syahrul Yasin Limpo Bayar Lukisan Sujiwo Tejo Seharga Rp 200 Juta Pakai Uang Vendor Kementan

Saksi menyatakan diminta mengirim Rp 200 juta saat itu juga untuk pembayaran lukisan dari budayawan Sujiwo Tejo yang dibeli oleh Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

3 hari lalu

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

Penambahan pupuk subsidi dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton telah mendapat persetujuan dari presiden.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

4 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

5 hari lalu

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak

Baca Selengkapnya

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

5 hari lalu

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

Penggunaan uang korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL) terungkap di pengadilan. Mayoritas digunakan untuk kepentingan keluarga. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

7 hari lalu

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

Harga bawang merah mulai mengalami penurunan di sejumlah daerah.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

8 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

Tim Jaksa KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

13 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

14 hari lalu

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

Sejumlah pejabat Kementerian Pertanian dihadirkan sebagai saksi di sidang lanjutan dugaan pemerasan dan gratifikasi oleh Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

14 hari lalu

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi masih memeriksa dugaan pelanggaran etika oleh dua pimpinan KPK.

Baca Selengkapnya