Kekurangan Modal, Indonesia AirAsia Berencana Terbitkan Surat Utang

Reporter

Kamis, 6 Agustus 2015 04:39 WIB

CEO Air Asia, Tony Fernandes berbincang dengan Presiden Direktur Air Asia Indonesia, Sunu Widyatmoko, di ruang Crisis Centre, Terminal 2, Bandara International Juanda, Surabaya, Minggu 28 Desember 2014. Kedatangan CEO Air Asia ini terkait dengan hilangnya pesawat Air Asia 8501 dengan rute pernerbangan Surabaya-Singapura. TEMPO/Fully Syafi.

TEMPO.CO , Jakarta - Indonesia AirAsia harus berusaha keras mencari modal untuk membuat rapor keuangannya tak merah lagi. Ekuitas Indonesia AirAsia yang negatif membuat izin operasional maskapai penerbangan berbiaya murah (low cost carrier/LCC) ini terancam dicabut.

Salah satu upaya yang dilakukan maskapai ini adalah menerbitkan obligasi atau surat utang. "Kami memang berencana untuk penerbitkan obligasi guna menggalang pendanaan," ucap Direktur Utama Indonesia AirAsia Sunu Widyatmoko, di Jakarta, Rabu, 5 Agustus 2015, seperti dilansir dari The Malaysian Insider.

Namun Sunu tidak menyebutkan nilai obligasi yang akan diterbitkan oleh perusahaan. Ia mengakui pemilik saham Indonesia AirAsia dari Indonesia sudah berkomitmen untuk menambahkan modalnya.

Per akhir 2014, 51 persen saham Indonesia AirAsia masing-masing dikuasai oleh Komisaris Utama Indonesia AirAsia Darmadi Pin Harris sebanyak 20 persen, Senjaya Wijaya sebanyak 21 persen, dan PT Fersindo Nusaperkasa sebesar 10 persen. "Sementara ini sudah ada komitmen dari pemegang saham dalam negeri," ujar Sunu, tanpa menyebutkan nominal modal yang akan ditambahkan.

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan menyatakan Indonesia AirAsia belum berhasil menambah modalnya sampai akhir Juli lalu. Penguasa penerbangan rute internasional itu merupakan satu di antara tiga maskapai yang belum berhasil mengubah ekuitasnya menjadi positif. “Hanya ada surat kesanggupan memenuhi syarat ekuitas dari mereka,” ujar Menteri Perhubungan Ignasius Jonan di Jakarta kemarin.

Awal Juli lalu, Kementerian Perhubungan mengumumkan izin operasional 13 maskapai penerbangan terancam dicabut karena ekuitas perusahaan negatif. Mereka di antaranya Indonesia AirAsia dan Batik Air. Kementerian lalu memberi waktu sampai akhir Juli buat 13 perusahaan itu untuk menambah modal. Namun Indonesia AirAsia, Tri MG Intra Asia, dan Cardig Air belum bisa memenuhinya. “AirAsia minta waktu sampai akhir September,” kata Jonan.

Sunu Widyatmoko mengakui perusahaannya meminta toleransi waktu sampai September untuk menambah modal. Ia yakin AirAsia bisa mendapat suntikan modal segar sampai September mendatang. “Kami sebenarnya sudah ada rencana tambah rute, tapi kami akan mematuhi peraturannya,” ujarnya.

KHAIRUL ANAM | SETIAWAN ADIWIJAYA | THE MALAYSIAN INSIDER

Berita terkait

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

2 hari lalu

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

Ketika traveling dengan pesawat, dia otomatis masuk dalam kategori anak bawah umur yang harus didampingi supervisor.

Baca Selengkapnya

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

3 hari lalu

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

Tony Fernandes ditunjuk sebagai penasihat dan pengurus Grup Chief Executive Officer (Advisor and Steward Group Chief Executive Officer) AirAsia.

Baca Selengkapnya

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

7 hari lalu

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

Awalnya, pesawat tidak dicat, hanya menampilkan bodi aluminium yang dipoles. Namun, tren berubah sejak 1970-an.

Baca Selengkapnya

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

8 hari lalu

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

Usai dugaan serangan Israel ke Iran, sejumlah maskapai penerbangan mengubah rute.

Baca Selengkapnya

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

8 hari lalu

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

Selama ini perbedatan tentang merebahkan kursi pesawat memang sedikit meresahkan. Maskapai penerbangan mulai mengganti kursi yang lebih ringan

Baca Selengkapnya

Air Asia Angkut 310 Ribu Penumpang Selama Arus Mudik Lebaran 2024

11 hari lalu

Air Asia Angkut 310 Ribu Penumpang Selama Arus Mudik Lebaran 2024

Air Asia mengangkut lebih dari 310 ribu penumpang selama arus mudik Lebaran 2024 atau 3-18 April 2024 dengan lebih dari 2.000 penerbangan.

Baca Selengkapnya

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

12 hari lalu

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

Salah satu penumpang merasa antusias mengikuti penerbangan yang memberikan pengalaman unik

Baca Selengkapnya

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

14 hari lalu

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

Penerbangan Australia, Qantas Airways, menyusul Lufthansa, menangguhkan penerbangan hingga mengalihkan rute akibat ancaman balasan Iran ke Israel.

Baca Selengkapnya

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

20 hari lalu

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

Bandara Dublin menerapkan aturan keamanan baru di sisi airside

Baca Selengkapnya

Amankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?

20 hari lalu

Amankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?

Beberapa maskapai penerbangan bahkan menawarkan pengalaman khusus untuk perjalanan gerhana matahari total.

Baca Selengkapnya