Stok Cabai Aman Meski El Nino Berlanjut Hingga November

Reporter

Selasa, 4 Agustus 2015 22:02 WIB

Ilustrasi cabai. ANTARA/M Agung Rajasa

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi Jawa Barat memprediksi pasokan cabai dari kawasan itu untuk beberapa bulan ke depan aman meskipun dampak El Nino akan terus berlanjut hingga November mendatang.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar Ferry Sofwan Arif beralasan pasokan cabai di kawasan itu dianggap aman menyusul panen raya yang baru dilakukan pada awal hingga akhir Juli lalu di beberapa sentra seperti Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Ciamis, dan lainnya.

“Cabai itu bisa dipetik hingga lima kali, jadi kami optimistis pasokan cabai di Jabar aman dalam beberapa bulan ke depan. Pasalnya, pada bulan September para petani akan kembali panen,” ujarnya, Selasa (4 Agustus 2015).

Kendati demikian, katanya, untuk menjamin pasokan tetap aman pihaknya meminta Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Diperta) memperhatikan pengairan terhadap areal tanaman cabai. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari gagal panen yang diderita oleh petani.

Adapun, jika terjadi pasokan yang kekurangan maka pihaknya akan mendatangkan dari wilayah lain agar menjamin harga cabai tetap stabil. Sebaliknya, jika terjadi pasokan yang melimpah pihaknya sudah bekerja sama dengan restoran di Jabar agar menyerap hasil panen petani.

“Kami sudah menyiapkan berbagai langkah antisipasi agar harga cabai ini tetap stabil,” ujarnya.

Dia menyebutkan harga cabai merah keriting mencapai Rp20.600/kg, cabai merah biasa Rp30.000/kg, cabai rawit hijau Rp45.000/kg, dan cabai rawit merah Rp69.000/kg.

Kepala Bidang Produksi Hortikultura Diperta Jabar Obas Firmansyah mengaku sudah melakukan langkah antisipasi di beberapa sentra cabai untuk menekan kerugian akibat gagal panen.

Pihaknya memberikan sarana pengairan sederhana terhadap petani agar kebutuhan air selama El Nino bisa tercukupi.

“Pengairan ini harus dilakukan secara bergilir agar kerugian gagal panen akibat dampak El Nino bisa ditekan,” ujarnya.

Menurutnya, produktivitas cabai di Jabar mencapai 14-16 ton/hektare (ha). Sementara itu, selama periode sekali tanam, cabai dapat dipanen 4-5 kali.

Pada waktu berbeda, Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar merilis produksi cabai besar di kawasan itu mengalami peningkatan.

Kepala Bidang Statistik Produksi BPS Jabar Ruslan mengatakan produksi cabai besar pada 2014 sebesar 253.296 ton dengan luas panen 16.901 ha, dan rata-rata produktivitas 14, 99 ton/ha. Dibandingkan 2013 terjadi peningkatan produksi sebesar 2.382 ton atau 0,95%.

“Peningkatan ini disebabkan oleh kenaikan produktivitas sebesar 0,97 ton/ha atau 6,93%,” ujarnya.

Dia mengungkapkan ada tujuh daerah penyumbang terbesar produksi cabai besar Jabar antara lain Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Kabupaten Bandung, Kabupaten Sukabumi, Ciamis, serta Bandung Barat. Tujuh daerah itu menyumbang 86,95% produksi cabai merah besar Jabar. Adapun sisanya berada di 20 kabupaten/kota di Jabar.


BISNIS.COM

Berita terkait

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

5 jam lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

14 jam lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

1 hari lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

1 hari lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

3 hari lalu

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

Sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Thailand, mengalami panas ekstrem beberapa pekan ini. Suhu 40 derajat Celcius terasa 52 derajat Celcius.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

3 hari lalu

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

Fenomena heatwave di sebagian wilayah Asia selama sepekan belakangan tidak terkait dengan kondisi suhu panas di Indonesia

Baca Selengkapnya

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

3 hari lalu

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

BMKG memastikan suhu panas di Indonesia masih bagian dari kondisi tahunan, seperti kemarau, bukan akibat heatwave.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

5 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

5 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya