Taksi Uber Ditolak Eropa Diterima Amerika, Kalau di Bandung?

Reporter

Editor

Zed abidien

Rabu, 15 Juli 2015 09:31 WIB

Taxi Uber yang diitawarkan pada situs uber.com. uber.com

TEMPO.CO, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan tidak hanya di Indonesia, keberadaan taksi Uber juga mendapat penolakan di beberapa negara di benua Eropa. Kenyataan tersebut didapat dari pengalamannya berkunjung ke Benua Biru itu beberapa waktu ke belakang.

Menurut pria yang akrab disapa Emil ini, benua Asia dan Eropa memiliki kesamaan pola pikir serta pandangan ekonomi yang sama.

"Tiap negara kondisi sosialnya berbeda-beda. Eropa lebih konservatif, Asia juga konservatif. Jadi yang banyak gejolak Eropa dan Asia," kata Ridwan Kamil di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Selasa, 14 Juli 2015.

Lebih lanjut Ridwan Kamil menambahkan, kondisi berbeda justru hadir di Amerika Serikat, negara kelahiran taksi Uber. Di sana, ucap Ridwan, taksi Uber sangat diterima, baik oleh masyarakat maupun pemerintah.

"Paling maju di kota kelahirannya di San Fransisco. Amerika lebih liberal, jadi kota-kota di Amerika mah enggak ada (gejolak sosial)," ujarnya.

Setelah sempat berbincang-bincang dengan petinggi taksi Uber di San Francisco dalam kunjungannya beberapa waktu lalu ke Amerika Serikat, ada alasan mengapa konsep sharing economy taksi Uber dibuat.

"Kalau menurut mereka (taksi Uber), di masa depan itu di-drive oleh demand konsumen. Kosumen maunya apa ya ekonomi harus ngikutin konsumen. Konsumen enggak mau ribet, maka ada sistem booking online. Dulu mah boro-boro," tutur Ridwan. "Dari sisi transportasi, orang ingin realiable. Kalau diminta bisa hadir sesuai harapan."

Ridwan Kamil mengatakan hingga saat ini Pemerintah Kota Bandung belum bisa mengambil keputusan untuk memberhentikan operasional taksi Uber seperti yang dilakukan pemerintah DKI Jakarta sebelum mendapat kejelasan dari hasil studi seminar sharing economy yang dilakukan oleh taksi Uber dan Gojek dalam menyediakan sarana transportasi.

Seminar itu, ucap Ridwan, rencananya bakal dilakukan dalam waktu dekat. Namun karena pihak yang berkontribusi di dalamnya masih belum siap, seminar tersebut molor sampai sekarang. Ridwan Kamil pun akhirnya meminta kepada Organda untuk memfasilitasi seminar tersebut.

"Seminar itu bukan untuk pembenaran, tapi untuk mendengarkan. Justru kita akan tahu yang sebenarnya sebelum memutuskan. Saya bilang kepada Organda jangan terlalu lama. Secepatnya biar semua clear," ujarnya.

PUTRA PRIMA PERDANA

Berita terkait

Terpopuler Bisnis: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup sampai Senin, MTI Minta Pemerintah Awasi Angkutan Gelap

14 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup sampai Senin, MTI Minta Pemerintah Awasi Angkutan Gelap

Bandara Sam Ratulangi di Manado masih ditutup imbas erupsi Gunung Ruang. Semua penerbangan dari dan ke Manado dibatalkan.

Baca Selengkapnya

Arus Balik saat Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran, Pengguna Angkutan Umum Capai 1 Juta

18 hari lalu

Arus Balik saat Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran, Pengguna Angkutan Umum Capai 1 Juta

Kemenhub menyatakan pergerakan penumpang angkutan umum pada arus balik dan hari pertama kerja usai libur Lebaran masih tinggi.

Baca Selengkapnya

Hasil Riset MTI: Travel Gelap Berkembang Pesat saat Pandemi

20 hari lalu

Hasil Riset MTI: Travel Gelap Berkembang Pesat saat Pandemi

Salah satu poin yang membuat masyarakat meminati travel gelap adalah layanan door to door.

Baca Selengkapnya

Travel Gelap Masih Beroperasi di Sekitar Cawang UKI, Disebut Aman dari Razia Polisi

20 hari lalu

Travel Gelap Masih Beroperasi di Sekitar Cawang UKI, Disebut Aman dari Razia Polisi

Mobil berpelat hitam yang diduga dioperasikan sebagai angkutan umum ilegal atau travel gelap masih dengan mudah ditemui di kawasan Cawang UKI

Baca Selengkapnya

Pengguna Angkutan Umum saat Arus Mudik pada H-3 Lebaran Capai 1.181.705 Orang

27 hari lalu

Pengguna Angkutan Umum saat Arus Mudik pada H-3 Lebaran Capai 1.181.705 Orang

Kemenhub mencatat pengguna angkutan umum sudah mencapai 1.181.705 orang selama H-3 Lebaran, atau Minggu, 7 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Satu Juta Pemudik Gunakan Angkutan Umum Hingga H-5 Lebaran, Naik 26 Persen

29 hari lalu

Satu Juta Pemudik Gunakan Angkutan Umum Hingga H-5 Lebaran, Naik 26 Persen

Satu juta lebih pemudik menggunakan angkutan umum hingga Jumat, 5 April. Naik 26 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

42 hari lalu

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

Jerman sedang mengalami krisis tenaga kerja sehingga meminta anak muda magang menjadi sopir trem.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Berharap Operasi Keselamatan Jaya 2024 Tumbuhkan Kesadaran Masyarakat terhadap Aturan Lalu Lintas

5 Maret 2024

Polda Metro Jaya Berharap Operasi Keselamatan Jaya 2024 Tumbuhkan Kesadaran Masyarakat terhadap Aturan Lalu Lintas

Polda Metro Jaya berharap masyarakat akan lebih sadar dan patuh terhadap aturan lalu lintas.

Baca Selengkapnya

Kondangan di Australia, Keluarga Inggris Ini Pilih Jalur Darat Berbulan-bulan ketimbang Naik Pesawat

6 Januari 2024

Kondangan di Australia, Keluarga Inggris Ini Pilih Jalur Darat Berbulan-bulan ketimbang Naik Pesawat

Mereka melakukan perjalanan melalui Eropa, Kazakhstan, Cina, Laos, Thailand dan Indonesia, lalu mencapai Dili, Timor Leste tanpa naik pesawat.

Baca Selengkapnya

Angkutan Umum di Bandung Barat Dicek Kelaikannya Jelang Tahun Baru

28 Desember 2023

Angkutan Umum di Bandung Barat Dicek Kelaikannya Jelang Tahun Baru

Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bandung Barat menggelar pengecekan kelaikan angkutan umum jelang Tahun Baru 2024.

Baca Selengkapnya