Bertemu Jokowi, Jepang Tawarkan Proyek Infrastruktur Ini  

Reporter

Editor

Anton Septian

Jumat, 10 Juli 2015 12:34 WIB

Kereta peluru CRH380 Harmony bullet terlihat di garasi perawatan kereta cepat di Wuhan, provinsi Hubei, Cina, Selasa (25/12). Cina membuka lintasan kereta cepat terpanjang di dunia antara Beijing dan selatan Guangzhou pada hari Rabu (26/12). REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan ada tiga poin kesepakatan dengan pemerintah Jepang. Presiden Joko Widodo menemui utusan khusus Perdana Menteri Jepang Hiroto Izumi.

"Intinya pemerintah Jepang sangat berkomitmen untuk berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur Indonesia," ujar Sofyan di Istana Negara, Jumat, 10 Juli 2015.

Sofyan mengungkapkan pemerintah Jepang siap berpartisipasi membangun listrik 35 ribu MW. Menurut dia, Jepang kemungkinan akan mengambil hingga 12.500 MW ditambah dengan membangun jaringan bawah laut Selat Sunda.

Kedua, pemerintah Jepang siap membantu pemerintah Indonesia dalam bentuk pinjaman yang dapat digunakan segera. Namun, tak disebutkan berapa nilai pinjaman dari Jepang.

Baca juga:
Pastikan Kematian Angeline, Margriet Injak Kaki dan...
Pria Sydney Akhirnya Bongkar Peran Putri Margriet


Ketiga, mereka juga ingin berpartisipasi dalam proyek pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung. "Mereka datang dengan proposal yang cukup teknis, jauh lebih baik daripada proposal-proposal yang kita terima sebelumnya," ujar Sofyan.

Kemudian, Izumi, kata Sofyan, juga mengatakan setelah Indonesia memberikan bebas visa kepada Jepang, akan ada rombongan persahabatan Jakarta-Jepang. "Mereka akan membawa sekitar seribu orang yang terdiri dari berbagai pihak, seperti pemerintah, kalangan dunia usaha, dan turis," kata dia.

Atas semua bantuan Jepang, kata Sofyan, Jokowi mengucapkan terima kasih. Pertemuan ini berlangsung selama 20 menit bertemu, Jokowi ditemani oleh Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil, serta Wakil Menteri Luar Negeri A.M. Fachir.

‎Investor Jepang sebelumnya telah melakukan studi kelayakan proyek rel kereta api cepat serupa "Shinkansen". Mereka mengusulkan agar pemerintah Indonesia membentuk BUMN khusus operator moda transportasi mutakhir tersebut.

Total investasi yang dibutuhkan untuk proyek ini, dari studi kelayakan Jepang, sebesar Rp 60 triliun. Dari skema yang ditawarkan Jepang, pemerintah juga diminta menanggung investasi sebesar 16 persen, selain BUMN pelaksana kereta api cepat sebesar 74 persen dan swasta 10 persen. Selain Jepang, pemerintah juga masih menunggu penawaran dari Tiongkok untuk bekerja sama mengerjakan proyek ini.

TIKA PRIMANDARI

Baca juga:
Kisah Tragis Ayu dan Belasan Gadis yang Dibawa ke Hotel, Dijebak
Kagumi Indonesia, Manny Pacquiao ke Rumah Mbah Marijan

Berita terkait

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

19 menit lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

58 menit lalu

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

Menkomarinves Luhut Pandjaoitan buka kemungkinan kewarganegaraan ganda untuk diaspora. Apa saja alasan dan syaratnya?

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

1 jam lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Tanggapan Jokowi hingga Pengamat Politik

1 jam lalu

Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Tanggapan Jokowi hingga Pengamat Politik

Prabowo Subianto berkeinginan membuat klub kepresidenan atau presidential club

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

2 jam lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

Perjalanan Ubah Regulasi Masa Jabatan Kepala Desa di UU Desa, Setelah Unjuk Rasa Menjelang Pemilu 2024

4 jam lalu

Perjalanan Ubah Regulasi Masa Jabatan Kepala Desa di UU Desa, Setelah Unjuk Rasa Menjelang Pemilu 2024

Masa jabatan kepala desa akhirnya diperpanjang dari 6 tahun menjadi 8 tahun. Beleid gres itu tertuang dalam UU Desa yang diteken Jokowi.

Baca Selengkapnya

Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

6 jam lalu

Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Prabowo ingin menjaga silaturahmi kebangsaan dan menjadi teladan lewat presidential club.

Baca Selengkapnya

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

10 jam lalu

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

Timnas U-23 Jepang keluar sebagai juara Piala Asia U-23 2024 setelah mengalahkan Uzbekistan pada partai final. Rekor sempurna Uzbekistan runtuh.

Baca Selengkapnya

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

12 jam lalu

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

Menurut Jokowi, berbagai masukan tentang susunan kabinet mendatang itu boleh diberikan jika Prabowo meminta.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

14 jam lalu

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal kelanjutan rencana pemerintah memberi insentif untuk mobil hybrid.

Baca Selengkapnya