BPS: Ekonomi Lesu Daya Beli Masyarakat Merosot

Reporter

Rabu, 1 Juli 2015 20:15 WIB

Petani menunjukkan sejumlah bawang merah yang telah di panen di perkebunan Bantaeng, Sulsel, beberapa waktu lalu. Perekonomian Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Mei mengalami inflasi sebesar 0,31%, yang dipicu tiga komoditas utama masyarakat, yakni bawang merah, daging ayam ras serta telur ayam ras.TEMPO/Iqbal Lubis

TEMPO.CO, Bandung - Kepala Bidang Statistik Distribusi, Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat, Dody Gunawan Yusuf mengungkapkan, sepanjang Juni 2015 hanya harga 85 komoditas harga yang bergerak. "Kami pantau lebih dari 400 komoditas, untuk bulan Juni ini yang mengalami inflasi 50 komoditas, dan mengalami deflasi 35 komoditas, jadi hanya 85 komoditas bergerak," kata dia di Bandung, Rabu, 1 Juli 2015.

Dody mengatakan, perekonomian saat ini ditopang oleh konsumsi pemerintah dan mayarakat. Konsumsi masyarakat terlihat dari volume penjualan barang dan pergerakan harga. “Selebihnya yang stabil itu bisa diartikan permintaan masyarakat stagnan, permintaan terhadap barang stabil, atau daya beli memang tergerus,” kata dia.

Menurut Doddy, kemungkinan saat ini masyarakat cenderung menahan pembelian barang, dan cenderung memilih berdasarkan skala prioritasnya. Penyebabnya, momen Lebaran tahun ini berbarengan dengan penerimaan siswa baru sekolah. “Kalau Ramadhan di bulan Mei atau di akhir Juli pasti cukup berat inflasinya, karena berantai efek Ramadhan dan biaya pendidikan, kalau di waktu yang sama orang pasti memilih skala prioritas,” kata dia.

Dody mengatakan, dalam kondisi normal terdapat lebih dari 200 komoditas yang harganya bergerak, baik naik atau turun. “Kondisi saat ini banyak komoditas yang harganya tetap, artinya bisa macam-macam. Dinaikin orang gak mau beli, diturunin rugi. Kami lihat juga volume penjualan beberapa barang anjlok,” kata dia.

Menurut Doddy, dalam penghitungan inflasi sejumlah barang kendati perubahan harganya sedikit tapi karena nilai konsumsinya bisa mempengaruhi nilai inflasi. Dia mencontohkan, daging ayam ras kendati kenaikan harganya hanya 5,9 persen tapi dengan nilai konsumsinya yang tinggi memuncaki komoditas yang paling berpengaruh pada inflasi bulan Juni.

BPS mencatat inflasi di Jawa Barat sepanjang Juni 2015 tercatat 0,51 persen. Inflasi tahun kalender (Januari-Juni 2015) tercatat 0,73 persen dan laju inflasi tahunan atau year on year sebesar 6,51 persen. “Kalau tidak ada langkah-langkah pengendalian, inflasi bisa di atas 1 persen,” kata Dody.

Infalasi tercatat terjadi di tujuh kota yang menjadi pantauan BPS.Tertinggi terjadi di Kota Bandung yakni dan Kota Tasik yakni 0,72 persen, sementara selebhnya di bawah itu. Daging dan produknya serta bumbu-bumbuan menjadi penyumbang inflasi terbesar, yakni daging ayam ras, telur, cabe merah, serta bawang merah.

Dody menyarankan agar pemerintah tidak menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan gas bersubsidi. ”Penyesuaian harga kalau ada, jangan ditumpuk semuanya,” kata dia. “Paling tidak ada jeda waktu jangan sebulan atau dua bulan, tapi menunggu sampai satu triwulan. “

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat Ferry Sofwan Arief berharap, inflasi sepanjang Juli 2015 ini tidak lebih besar dibandingkan nilai inflasi bulan ini. “Mudah-mudahan tidak lebih dari inflasi Juni, karena meskipun ada THR dan gaji ketigabelas bagi PNS tapi dengan kondisi ekonomi stagnan, kemudian Lebaran bersamaan dengan kenaikan sekolah, sehingga belanjanya jadi gak jor-joran,” kata dia di Bandung, Rabu, 1 Juli 2015.

AHMAD FIKRI

Berita terkait

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

5 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

5 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

5 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

5 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

5 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

5 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

6 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

24 hari lalu

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

Aktivitas penerbangan internasional yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar pada Februari 2024 meningkat.

Baca Selengkapnya

BPS: Kenaikan Harga Beras Eceran 2024 Paling Tinggi Sejak 2011

26 hari lalu

BPS: Kenaikan Harga Beras Eceran 2024 Paling Tinggi Sejak 2011

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A. Widyasanti mengatakan harga beras eceran mengalami kenaikan sebesar 2,06 persen secara bulanan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Harga Beras dan Gabah Turun Selama Ramadan, Jokowi Gelontorkan IFG LIfe Rp 3,5 Triliun untuk Bereskan Polis Jiwasraya

26 hari lalu

Terkini: Harga Beras dan Gabah Turun Selama Ramadan, Jokowi Gelontorkan IFG LIfe Rp 3,5 Triliun untuk Bereskan Polis Jiwasraya

BPS menyebut penurunan harga beras secara bulanan terjadi di tingkat penggilingan sebesar 0,87 persen. Namun secara tahunan, di penggiling naik.

Baca Selengkapnya