Investasi Asing di Asia Tenggara dan Timur Naik 10 Persen

Reporter

Kamis, 25 Juni 2015 12:18 WIB

ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Perlambatan pertumbuhan ekonomi rupanya tak mempengaruhi arus investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) di wilayah Asia Timur dan Asia Tenggara.


Pada 2014 lalu, berdasarkan Investment Report 2015 terbitan Konferensi Perdagangan dan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNCTAD), terjadi peningkatan FDI di kedua wilayah tersebut sebesar 10 persen, dan memecahkan rekor dengan total nilai 381 miliar dollar AS.


Menurut laporan tersebut, seperti dikutip dari keterangan pers yang disiarkan Pusat Informasi PBB pada Kamis, 25 Juni 2015, peningkatan terbesar investasi asing ini ada dalam bidang infrastruktur. Kenaikan FDI yang bersifat intra-regional ini terjadi karena semakin tingginya konektivitas antarnegara dan antarpelaku ekonomi.


Laporan ini juga menyebutkan, perusahaan multinasional merupakan investor utama dalam bidang infrastruktur, dan oleh karenanya berkontribusi dalam meningkatkan konektivas regional.


Laporan ini juga mengungkapkan, jika ditinjau secara sub-wilayah, arus masuk FDI ke Asia Timur tumbuh 12 persen ke angka 248 miliar dollar AS. Sedangkan Asia Tenggara memperoleh peningkatan 5% hingga 133 miliar dollar AS. Indonesia termasuk negara yang mengalami kenaikan arus investasi asing langsung cukup besar. FDI ke Indonesia meningkat 20 persen hingga 23 miliar dollar AS, berkat naiknya investasi ekuitas secara signifikan.


Advertising
Advertising

Sementara itu Singapura yang selalu menjadi negara tujuan utama investasi asing langsung di Asia Tenggara hanya mengalami kenaikan arus FDI sebesar 4 persen. Lalu Vietnam, yang jadi tujuan utama investasi perusahaan manufaktur hanya meraih peningkatan FDI sebesar 3 persen.


Adapun untuk wilayah Asia Timur, World Investment Report 2015 mengemukakan bahwa arus FDI ke Tiongkok mencapai 129 miliar dollar AS, atau hanya naik 4 persen dari tahun 2013. Ini terutama disebabkan oleh peningkatan FDI di sektor jasa, sementara FDI di sektor manufaktur menurun, khususnya pada industri yang sensitif terhadap peningkatan upah buruh.


Arus FDI ke Hong Kong membumbung 39 persen hingga mencapai jumlah tahunan 103 miliar dollar AS. Pertumbuhan fenomenal ini disebabkan melonjaknya investasi ekuitas yang terkait dengan sejumlah merger dan akuisisi besar lintas batas, seperti pembelian 25 persen saham A.S. Watson Co. senilai 5,7 miliar dollar AS oleh Temasek Holdings Singapura.


Sekretaris-Jenderal PBB Ban Ki-moon, mengatakan World Investment Report 2015 sangat penting dan bernilai, terutama karena agenda pembangunan global PBB akan memasuki fase baru yang sangat penting tahun ini.


“Banyak sekali diskusi terkait pentingnya FDI, pembuatan kebijakan investasi internasional, serta tata pelaksanaan fiskal untuk pelaksanaan agenda pembangunan yang baru dan kemajuan menuju tujuan pembangunan berkelanjutan di masa mendatang."


PRAGA UTAMA



Berita terkait

Luhut Siapkan Insentif untuk Investasi Apple, Ingin Tiru Thailand dan India

15 hari lalu

Luhut Siapkan Insentif untuk Investasi Apple, Ingin Tiru Thailand dan India

Apple sudah berencana memproduksi iPhone di India dan MacBook di Thailand, guna melepas ketergantungan terhadap manufaktur Tiongkok.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Minta Pemerintah Segera Tindak Lanjuti Rekomendasi Komite HAM PBB

35 hari lalu

Komnas HAM Minta Pemerintah Segera Tindak Lanjuti Rekomendasi Komite HAM PBB

Komnas HAM apresiasi kesimpulan dan rekomendasi Komite HAM PBB. Meminta pemerintah implementasi kebijakan dan pelaksanaan di pusat serta daerah

Baca Selengkapnya

Pengunduran Diri Presiden Vietnam: Siapa yang Bakal Menggantikannya?

44 hari lalu

Pengunduran Diri Presiden Vietnam: Siapa yang Bakal Menggantikannya?

Presiden Vietnam tiba-tiba mengundurkan diri karena diduga terlibat korupsi, padahal baru setahun ia menjabat.

Baca Selengkapnya

Cawe-cawe Jokowi Dipertanyakan dalam Sidang PBB, TPN: Cerminan Citra Jokowi di Mata Dunia

50 hari lalu

Cawe-cawe Jokowi Dipertanyakan dalam Sidang PBB, TPN: Cerminan Citra Jokowi di Mata Dunia

TPN Ganjar-Mahfud menilai sosoran PBB soal cawe-cawe Jokowi, telah membuat citra bekas Wali Kota Solo itu menjadi buruk di mata dunia.

Baca Selengkapnya

Laporan PBB: Situasi Satwa Liar di Bumi Mencemaskan

13 Februari 2024

Laporan PBB: Situasi Satwa Liar di Bumi Mencemaskan

Hiu bambu dan tiga satwa liar yang hidup di Indonesia masuk dalam laporan PBB. Ribuan spesies yang bermigrasi dalam situasi mengkhawatirkan.

Baca Selengkapnya

Negara Pesisir Samudera Hindia Rawan Tsunami, Kepala BMKG: Perkuat Mitigasi dan Peringatan Dini

9 Februari 2024

Negara Pesisir Samudera Hindia Rawan Tsunami, Kepala BMKG: Perkuat Mitigasi dan Peringatan Dini

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengajak negara pesisir Samudera Hindia untuk menggenjot sistem mitigasi tsunami, mencakup kesiagaan masyarakat.

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Tanggapi Persoalan di Batam: Investasi Asing akan Ditertibkan

4 Februari 2024

Mahfud Md Tanggapi Persoalan di Batam: Investasi Asing akan Ditertibkan

Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud Md mengatakan akan tertibkan investasi asing dan dalam negeri untuk selesaikan masalah ketenagakerjaan.

Baca Selengkapnya

Klasemen Sementara Sumber Modal Asing Terbesar di 2023: Singapura Kalahkan Cina

27 Desember 2023

Klasemen Sementara Sumber Modal Asing Terbesar di 2023: Singapura Kalahkan Cina

Modal asing yang masuk dari Januari hingga September 2023 mencapai Rp 1.053,1 triliun atau 75,2 persen. Klasemen sementara, Singapura kalahkan Cina.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ini Sebut Tren PHK Bakal Berlanjut hingga Tahun Depan

25 Desember 2023

Ekonom Ini Sebut Tren PHK Bakal Berlanjut hingga Tahun Depan

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Mohammad Faisal mengatakan tren Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) masih akan berlanjut hingga tahun depan. Mengapa?

Baca Selengkapnya

Cak Imin Soal Investasi Asing: Jangan Malah Bikin Rugi

22 Desember 2023

Cak Imin Soal Investasi Asing: Jangan Malah Bikin Rugi

Gagasan cawapres nomor urut 1 soal investasi, soroti implementasi investasi asing agar tidak merugikan.

Baca Selengkapnya