TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah produsen makanan khas Bakpia di Kampung Pathuk, Kota Yogyakarta mengalami penurunan omzet memasuki bulan Ramadhan.
Seorang produsen bakpia, Sumiyati di Yogyakarta, Senin, mengaku mengalami penurunan omzet mencapai 50 persen di banding hari biasa sebelum Ramadhan.
"Kalau biasanya 100-140 kotak habis setiap harinya, sekarang tidak habis paling hanya mencapai 50 kotak per hari," kata pemilik usaha Bakpia Pathuk "543" ini.
Menurut Sumiyati penurunan permintaan selama bulan puasa merupakan hal yang wajar dialami seluruh produsen bakpia yang ada di Kampung Pathuk. Hal itu, menurut dia, seiring dengan menurunannya kunjungan wisata di kota gudeg tersebut.
Dengan adanya penurunan permintaan, Sumiyati mengatakan, untuk sementara proses produksi lebih diutamakan untuk membuat bakpia kering yang dipersiapkan untuk persediaan Lebaran mendatang.
"Untuk sementara kita fokus untuk membuat bakpia kering sehingga tahan lama untuk stok Lebaran," kata Sumiyati.
Menurut dia meski harga bahan baku bakpia mengalami kenaikan memasuki Ramadhan, dia belum akan menaikkan harga jual bakpia. Harga bakpia dipatok dengan rata-rata Rp18.000 per kotak.
Kendati demikian, untuk tetap meyesuaikan selera konsumen, pihaknya tetap memproduksi bakpia dengan berbagai pilihan rasa yakni kacang hijau, ubi, keju, coklat, dan durian.
Menurut dia omzet penjualan bakpia akan mengalami kenaikan kembali memasuki Lebaran. Bahkan, ia optimistis permintaan bisa mencapai enam kali lipat dari hari biasa. "H+1 sampai H+10 permintaan bisa mencapai 600 kotak per hari," kata dia.
Sementara itu, seorang produsen bakpia di Kampung Pathuk lainnya, Anto juga mengaku mengalami penurunan permintaan yakni dari biasanya 50-70 kotak bakpia per hari, kini menjadi 15-20 kotak per hari. "Sehari bisa 20 kotak saja sudah syukur," kata pemilik usaha Bakpia Pathuk "97" ini.
Bahkan, menurut dia, karena penjualan bakpia dagangannya hanya mengandalkan pengunjung atau wisatawan ke Kampung Pathuk, sesekali dia tidak memproduksi sama sekali karena sepinya permintaan. "Sampai sekarang belum pernah menjual ke luiar daerah. Saya hanya menunggu wisatawan atau pengunjung yang datang membeli," kata Anto.
ANTARA
Berita terkait
Bamsoet Dorong Peningkatan Ekspor Produk Olahan Makanan dan Buah
23 Januari 2024
Bambang Soesatyo, mengungkapkan apresiasi terhadap rencana kerjasama antara PT Banjarnegara Agro Mandiri Sejahtera (PT BAMS) dengan Singapore Food Industry.
Baca SelengkapnyaBamsoet Dorong Peningkatan Industri Makanan Minuman
5 Januari 2024
Bambang Soesatyo mendorong berkembangnya industri makanan dan minuman di tanah air.
Baca SelengkapnyaIndustri Bumbu Masakan Ikut Food Ingredients Asia 2023, Kemenperin: Ekspansi Pasar Global
8 Oktober 2023
Kementerian Perindustrian atau Kemenperin mendorong pelaku industri bumbu masakan untuk berekspansi dan memasarkan produk-produknya di pasar global.
Baca SelengkapnyaMenperin Agus Gumiwang: Industri Makanan dan Minuman Berpotensi Menjadi Pemain Kunci Pasar Global
7 Oktober 2023
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan industri makanan dan minuman berpotensi menjadi pemain kunci pasar global.
Baca SelengkapnyaBPS Sebut Impor Indonesia Juni 2023 Turun 19,40 Persen
17 Juli 2023
BPS mencatat nilai impor Indonesia Juni 2023 mencapai US$ 17,15 miliar atau turun 19,40 persen dibandingkan Mei 2023 sebesar US$ 21,28 miliar.
Baca SelengkapnyaHannover Messe 2023, Industri Makanan dan Minuman RI Diharapkan Tampilkan Teknologi 4.0
19 Maret 2023
Indonesia berpartisipasi sebagai official partner country pada pameran teknologi industri internasional Hannover Messe 2023.
Baca SelengkapnyaAsal-usul Superfood, Makanan Sehat atau Klaim Industri Pangan?
9 Maret 2023
Istilah superfood pertama kali dibuat oleh industri makanan sehat
Baca SelengkapnyaHadir Kembali Offline, 300 Produsen Makanan dan Minuman Ramaikan di Fi Asia JIExpo
8 September 2022
Food Ingredients Asia bertujuan untuk mendorong pertumbuhan serta mengikuti tren pasar secara berkelanjutan di industri makanan dan minuman.
Baca SelengkapnyaKemenperin Sebut Industri Makanan dan Minuman Jadi Mesin Pertumbuhan Industri Nonmigas
7 September 2022
Industri makanan dan minuman tumbuh 3,68 persen pada kuartal II tahun 2022.
Baca SelengkapnyaAlasan Kemenperin Sebut Industri Makanan dan Minuman Bisa Tumbuh 7 Persen
7 September 2022
Optimisme industri makanan dan minuman tumbuh 7 persen ditunjukkan dengan geliat kegiatan wisata masyarakat.
Baca Selengkapnya