Investor Ingin Berinvestasi Pengelolaan Bandara di Indonesia
Editor
Saroh mutaya
Selasa, 23 Juni 2015 00:11 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah investor asing mulai beramai-ramai mengutarakan minatnya untuk berinvestasi dalam pengelolaan bandara di Indonesia. Setelah India, kini investor Jerman juga turut mengutarakan minatnya mengelola bandara.
Direktur Perencanaan Investasi Infrastruktur Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rudy Salahuddin menyatakan investor asal Jerman telah meminta pihaknya untuk memfasilitasi kerja sama dengan PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero) untuk melakukan pembahasan lebih lanjut terkait rencana investasi pengelolaan bandara.
Selain Investor Jerman, dia menyatakan ada juga investor asal India yang telah mengutarakan minatnya untuk berinvestasi dalam pengelolaan bandara.
Masuknya swasta asing dalam pengelolaa bandara ini dinilai dapat lebih mengoptimalkan pelayanan dan pengelolaan sejumlah bandara, apalagi berdasarkan informasi yang dirilis oleh AP I dan AP II beberapa waktu lalu masih ada beberapa bandara yang mengalami kerugian.
Menanggapi rencana kerja sama antara pemerintah dan swasta dalam pengelolaan bandara, Direktur Utama AP I Tommy Soetomo menyambut baik usulan tersebut. Dia juga menyatakan siap menjajaki kerja sama dengan investor asing maupun lokal.
“Kita sudah bekerja sama dengan baik selama sekitar lima tahun dengan investor India yaitu GVK Infrastructure untuk membangun bandara baru di Yogyakarta yang saat ini sudah dalam proses pembebasan lahan,” kata Tommy, Senin, 22 Juni 2015.
Selain India, Tommy mengungkapkan ada beberapa investor asing lainnya yang juga telah menjajaki kerjasama dengan AP I untuk pengelolaan Bandara.
Sejumlah investor asing tersebut berasal dari Prancis, Jepang dan Jerman. Akan tetapi, dari sejumlah penjajakan yang dilakukan, baru investor India saja yang telah merealisasikan rencana kerja samanya.
Namun, dia belum dapat mengungkapkan bandara mana saja yang pengelolaanya akan dikerjasamakan oleh swasta, karena saat ini para investor tersebut masih melakukan studi di beberapa bandara dan masih menunggu adanya persetujuan dari Kemenhub.