Proyek Sistem Penyediaan Air Minum Beroperasi Tahun Ini

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Jumat, 19 Juni 2015 01:45 WIB

Dua orang warga Kampung Tobati menyusuri hutan bakau dengan perahu untuk mencari air minum dari pipa PDAM di pesisir Pantai Hamadi, Jayapura, Papua, Senin (19/12). ANTARA/ Anang Budiono

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menargetkan konstruksi lima proyek sistem penyediaan air minum regional Regional yang mencakup beberapa daerah kabupaten/kota senilai Rp2,9 triliun dapat selesai dan mulai beroperasi pada tahun ini.

Direktur Pengembangan Air Minum (PAM) Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) Mochammad Natsir menuturkan empat proyek SPAM yang ditargetkan tuntas tahun ini antara lain SPAM Metro Bandung (Jawa Barat) senilai Rp518 miliar.

Selanjutnya SPAM regional Karta Mantul (DIY) Rp490,74 miliar, SPAM Banjarbakula (Kalimantan Selatan) Rp739,5 miliar, SPAM Regional Pasigala (Sulawesi Tengah) Rp849,5 miliar, dan SPAM Penet (Bali) Rp317,8 miliar.

“Kita perkirakan beberapa SPAM ini sudah bisa beroperasi dalam waktu dekat, karena saat ini proses konstruksinya sudah selesai dan tinggal melakukan tahapan uji coba,” kata Natsir di Jakarta, Kamis, 18 Juni 2015

Dia menyatakan, pembangunan sejumlah SPAM di berbagai daerah ini dilakukan untuk mengatasi keterbatasan air baku yang tidak merata di berbagai daerah, serta untuk mencapai target pemerintah untuk meningkatkan akses air layak minum hingga 100% di tahun 2019.

"Selain meningkatkan ketersediaan air minum, tujuan pembangunan SPAM regional adalah untuk menghemat anggaran yang sangat besar dalam pembangunan instalasi pengolahan air minum (IPA) dan jaringan distribusinya," ujarnya.

Menurutnya, upaya pemerintah untuk menambah ketersediaan SPAM regional selain untuk meningkatkan pelayanan dan kebutuhan air minum yang layak bagi masyarakat, karena saat ini baru sekitar 24-25% masyarakat yang mendapat layanan air minum perpipaan.

Natsir menuturkan, Pemerintah, imbuhnya, menargetkan cakupan pelayanan air minum pada tahun 2016 bisa meningkat menjadi 73%. Adapun, untuk mencapai target cakupan pelayanan hingga 100% pada 2019, diperkirakan dibutuhkan adanya tambahan akses sebesar 30% atau 27,6 juta sambungan rumah.

“Pemerintah berharap pada akhir tahun 2019 sebanyak 60% masyarakat Indonesia mendapat pelayanan air minum perpipaan, dan 40% sisanya mendapatkan dari non perpipaan yang terlindungi,” tuturnya.

Akan tetapi, dia menyatakan untuk mencapai target tersebut tidak mudah, pasalnya dibutuhkan anggaran yang cukup besar yaitu Rp254 triliun. Menurutnya, untuk memenuhi pembiayaan tersebut dibutuhkan adanya sinergi atau kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pihak swasta.

“APBN hanya mampu mencukupi dana sebesar 20%. Kemudian 40-50% dari APBD, dan 30% sisanya kita harapkan dari swasta,” imbuhnya.

Sekretaris Ditjen Cipta Karya Rina Agustin mengatakan upaya peningkatan pelayanan dan akses air minum juga dilakukan untuk mendukung tercapainya target rencana Milenium Developments Goals (MDGs) bidang air minum diakhir tahun 2015 menjadi 70% dan meningkat hingga 100% pada tahun 2019 sesuai dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) periode 2014-2019.

Berdasarkan penjelasannya, untuk mencapai target peningkatan pelayanan air minum, saat ini terdapat 422 penyelenggara air minum yang terdiri dari 386 PDAM dan 36 perusahaan swasta. Mengenai kerjasama dengan pihak swasta dalam hal pengelolaan air minum, pemerintah akan melakukan renegosisasi kontrak agar kerjasama yang dilakukan pemerintah dan swasta memenuhi enam prinsip dasar pengelolaan sumber daya air yang ditetapkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK).

Keenam prinsip yang harus dipenuhi antara lain adalah pengusahaan sumber daya air dan air minum tidak boleh mengganggu hak rakyat atas air, keharusan negara memenuhi hak rakyat atas air, kewajiban menjaga kelestarian lingkungan hidup, adanya pengawasan dan pengendalian negara, prioritas pengusahaan pada BUMN dan BUMD, serta penetapan syarat ketat bagi keterlibatan swasta.

5 Proyek SPAM Beroperasi Tahun Ini:

1.SPAM Metro Bandung (Jawa Barat)

Biaya investasi: Rp518 miliar

Kapasitas: 700 liter/detik

2.SPAM Karta Mantul (DIY)

Biaya investasi: Rp490,7 miliar

Kapasitas: 700 liter/detik

3.SPAM Penet (Bali Selatan)

Biaya investasi: Rp317,8 miliar

Kapasitas: 300 liter/detik

4.SPAM Banjar Bakula (Kalimantan Selatan)

Biaya investasi: Rp739,5 miliar

Kapasitas: 4.130 liter/detik

5.SPAM Pasigala (Sulawesi Tengah)

Biaya Investasi: Rp849,5 miliar

Kapasitas: 600 liter/detik.

Sumber: Ditjen Cipta Karya, Kementerian PU-Pera

BISNIS

Berita terkait

World Water Forum ke-10, Perpamsi: Momentum Perbaikan Tata Kelola Air

10 hari lalu

World Water Forum ke-10, Perpamsi: Momentum Perbaikan Tata Kelola Air

World Water Forum ke-10 diharapkan membawa perubahan dari sisi tata kelola air.

Baca Selengkapnya

KPBB Minta Kemenhub Tindak Pelaku ODOL

31 Januari 2023

KPBB Minta Kemenhub Tindak Pelaku ODOL

Kemenhub dalam konteks ini harus tegas untuk memproses hukum pidana berat para pelaku ODOL, termasuk para pemilik truk dan sopirnya.

Baca Selengkapnya

Studi: Kurang Minum Air Minum dapat Memperpendek Umur

8 Januari 2023

Studi: Kurang Minum Air Minum dapat Memperpendek Umur

Pada sisi lain, orang dewasa usia lanjut yang minum air minum dengan baik dapat hidup lebih lama daripada mereka yang tidak.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Air Minum Kabupaten Bogor Raih Penghargaan K3 Jawa Barat

19 Desember 2022

Perusahaan Air Minum Kabupaten Bogor Raih Penghargaan K3 Jawa Barat

Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor raih Penghargaan Kecelakaan Nihil selama 5.044.232 jam kerja tanpa kecelakaan sejak Januari 2019 -September 2022.

Baca Selengkapnya

Perumda Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor Juara BUMD Air Minum se-Jawa Barat

16 September 2022

Perumda Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor Juara BUMD Air Minum se-Jawa Barat

Perpamsi Jawa Barat menobatkan Perumda Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Air Minum terbaik se-Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Dukung Rencana PAM Jaya Jelang Berakhirnya Era Swastanisasi Air di Jakarta

23 Agustus 2022

DPRD DKI Dukung Rencana PAM Jaya Jelang Berakhirnya Era Swastanisasi Air di Jakarta

DPRD DKI mendukung berbagai renacana PAM Jaya di masa transisi jelang berakhirnya era swastanisasi air di Jakarta tahun depan.

Baca Selengkapnya

Besok PAM Jaya Masuki Masa Transisi Hingga Berakhirnya Swastanisasi Air di Jakarta

31 Juli 2022

Besok PAM Jaya Masuki Masa Transisi Hingga Berakhirnya Swastanisasi Air di Jakarta

PAM Jaya menjalankan operasi masa transisi hingga berakhirnya pengelolaan air oleh dua perusahaan swasta Aetra dan Palyja.

Baca Selengkapnya

PAM Jaya Ambil Alih Aset Aetra dan Palyja, Layanan Dipastikan Aman

31 Januari 2022

PAM Jaya Ambil Alih Aset Aetra dan Palyja, Layanan Dipastikan Aman

Sebagian besar karyawan PAM Jaya yang diperbantukan di Aetra dan Palyja akan ditarik kembali ke BUMD DKI Jakarta itu.

Baca Selengkapnya

Kerja Sama dengan Aetra dan Palyja Bakal Berakhir, PAM Jaya Mulai Hitung Mundur

31 Januari 2022

Kerja Sama dengan Aetra dan Palyja Bakal Berakhir, PAM Jaya Mulai Hitung Mundur

Pengelolaan penuh air minum Ibu Kota oleh PAM Jaya ini bertujuan mencegah penurunan tanah di Jakarta.

Baca Selengkapnya

PAM Jaya Ungkap DKI Ketergantungan Air Baku dan Air Curah dari Daerah Lain

23 Desember 2020

PAM Jaya Ungkap DKI Ketergantungan Air Baku dan Air Curah dari Daerah Lain

PAM Jaya mengalami ketergantungan air baku maupun air curah dari daerah lain hingga lebih dari 90 persen.

Baca Selengkapnya