MEA Pacu Mebel Indonesia Tingkatkan Pasar Regional  

Reporter

Jumat, 12 Juni 2015 11:53 WIB

Seorang pekerja menyelesaikan furnituri kebutuhan mahasiswa di Jalan Tamansari, Bandung, Jawa Barat, Jumat (1/6). Menjelang memasuki tahun ajaran baru pendidikan 2012/2013, produksi pembuatan furnitur berbahan baku kayu albasiah tersebut meningkat 50%, seiring bertambahnya permintaan terutama dari kalangan calon mahasiswa baru yang kebanyakan dari luar daerah yang tinggal ditempat kos. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN mulai akhir 2015 mendatang diyakini menjadi peluang bagi industri furnitur Indonesia. Pasalnya, produk mebel Indonesia bakal lebih leluasa merambah dan meningkatkan pangsa pasar di regional.

"MEA itu peluang bagi mebel nasional, karena dari pasar domestik dengan populasi 250 juta lalu meluas ke pasar ASEAN dengan penduduk 620 juta," kata Menteri Perindustrian Saleh Husin saat mengunjungi PT Rakabu Sejahtera di Sragen, Solo Raya, melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis, 11 Juni 2015.

Perusahaan ini merupakan salah satu produsen mebel yang berlokasi di Kawasan Industri Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo).

Menteri Perindustrian menegaskan ada keunggulan Indonesia di balik kalkulasi jumlah penduduk tersebut, yaitu ditopang pasokan bahan baku dari dalam negeri sehingga menggerakkan aktivitas ekonomi dan meningkatkan nilai tambah. Selain itu, pengapalan produk ke pasar luar negeri juga menghemat devisa dan meraup pendapatan dalam mata uang dolar Amerika Serikat.

"Soal kualitas kita berani diadu. Kreativitas desain juga jangan ditanya. Pelaku industri dan para desainer kita kondang dengan ragam desain tradisional maupun kontemporer," ujarnya.

Optimisme ini juga ditopang kinerja industri furnitur Indonesia yang tumbuh 5,1 persen pada triwulan I/2015. Angka ini naik dua kali lipat dibanding periode yang sama pada 2014, yang hanya 2,4 persen. Pemerintah juga berkomitmen mendorong kinerja industri ini. Salah satunya terkait dengan pasokan bahan baku.

Menteri Saleh mengapresiasi ide dari Asmindo, yaitu agar disiapkan buffer stock bahan baku di kawasan industri. "Manfaatnya adalah mendekatkan ke lokasi produksi, menjaga kestabilan harga, dan menjamin ketersediaan bahan baku," tutur Wakil Ketua Komda Asmindo Solo Raya Adi Darma.

Di daerah penghasil bahan baku pun dapat dikembangkan industri pengolahan, misalnya kayu dan rotan telah melalui proses pengeringan dan pemotongan sehingga menjadi barang setengah jadi sebelum dikirim ke pelaku industri mebel di daerah lain.

ANTARA

Berita terkait

ISWA: Industri Kayu Olahan Terdampak Ketidakpastian Ekonomi Global

27 Oktober 2023

ISWA: Industri Kayu Olahan Terdampak Ketidakpastian Ekonomi Global

Asosiasi Pengusaha Kayu Gergajian dan Kayu Olahan Indonesia (ISWA) menyoroti kondisi ekonomi global yang berdampak pada industri kayu dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Ini Strategi Promosikan Produk Kayu Berkelanjutan di Indonesia

15 November 2020

Ini Strategi Promosikan Produk Kayu Berkelanjutan di Indonesia

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kasan mengatakan Kementerian Perdagangan berkomitmen untuk terus memberikan perhatian terhadap industri kayu ringan.

Baca Selengkapnya

Terpukul Perang Dagang, Nilai Ekspor Kayu Olahan Turun 4 Persen

3 Januari 2020

Terpukul Perang Dagang, Nilai Ekspor Kayu Olahan Turun 4 Persen

Terpukul oleh perang dagang, nilai ekspor kayu olahan Indonesia sampai 31 Desember 2019 hanya mencapai US$ 11,64 miliar.

Baca Selengkapnya

Rupiah Semakin Melemah, Untung di Industri Ini Makin Tebal

24 Agustus 2018

Rupiah Semakin Melemah, Untung di Industri Ini Makin Tebal

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan, pelemahan rupiah disebabkan faktor eksternal.

Baca Selengkapnya

Genjot Industri, Pemerintah Subsidi Sistem Legalitas Kayu

13 Juli 2018

Genjot Industri, Pemerintah Subsidi Sistem Legalitas Kayu

Pemerintah bakal memberi insentif untuk para pelaku industri kecil dan menengah di bidang kayu dan furnitur.

Baca Selengkapnya

Pidato Jokowi di Pameran Furniture Internasional

11 Maret 2017

Pidato Jokowi di Pameran Furniture Internasional

Jokowi menuturkan, pemerintah memberikan sejumlah insentif
bagi beberapa industri furniture dan rajinan untuk mendongkrak
nilai ekspor.

Baca Selengkapnya

Kayu Berserifikat FLEGT Indonesia Pertama Tiba di London

17 Januari 2017

Kayu Berserifikat FLEGT Indonesia Pertama Tiba di London

Pengapalan pertama produk kayu dengan lisensi FLEGT asal Indonesia ke Inggris ini ada sekitar 17 kargo.

Baca Selengkapnya

Dapat Lisensi FLEGT, Indonesia Bidik Pemasaran Kayu ke Eropa  

30 November 2016

Dapat Lisensi FLEGT, Indonesia Bidik Pemasaran Kayu ke Eropa  

Menteri Luar Negeri Retno menjelaskan bahwa kita harus memanfaatkan keunggulan komparatif produk kayu untuk meraih pasar yang lebih besar di UE.

Baca Selengkapnya

Industri Mebel Terdampak Implementasi Sistem Legalitas Kayu

30 November 2016

Industri Mebel Terdampak Implementasi Sistem Legalitas Kayu

Implementasi sistem verifikasi legalitas kayu perlu
disempurnakan karena diyakini mampu membangkitkan pelaku usaha
mebel skala industri kecil dan mene

Baca Selengkapnya

RI Terbitkan 845 Lisensi FLEGT Ekspor Kayu ke Uni Eropa  

24 November 2016

RI Terbitkan 845 Lisensi FLEGT Ekspor Kayu ke Uni Eropa  

Lisensi untuk tujuan ekspor ke 24 negara di Uni Eropa terdiri atas produk panel, furnitur, woodworking, kerajinan, chips, kertas, dan perkakas.

Baca Selengkapnya