Gara-gara MERS, Korea Selatan Turunkan Suku Bunga

Reporter

Kamis, 11 Juni 2015 20:05 WIB

Sejumlah petugas menggunakan pakaian pelindung saat melakukan penyemprotan tangga stasiun bawah tanah Wangsimni untuk mencegah penyebaran virus MERS, Seoul, Korea Selatan, 11 Juni 2015. AP/Ahn Young-joon

TEMPO.CO, Jakarta - Bank sentral Korea Selatan menurunkan suku bunga acuannya ke level terendah dalam sejarah mereka pada Kamis, 11 Juni 2015. Penurunan ini dilakukan untuk menanggapi kemerosotan ekspor dan prospek perekonomian yang terganggu wabah virus Middle East respiratory syndrome (MERS) di Negeri Ginseng.

Pembuat kebijakan Bank of Korea, seperti dikutip dari Associated Press, memangkas suku bunga acuan sebesar 0,25 poin menjadi 1,5 persen. Ini merupakan pemotongan yang kedua kalinya pada tahun ini. Pada Maret lalu, bank sentral menurunkan suku bunga dan proyeksi pertumbuhan Korea Selatan karena ekspor yang terus menurun.

Kendati tingkat konsumsi mulai tampak pulih, mewabahnya MERS pada pertengahan bulan lalu mulai memberikan tekanan. Sedangkan bank sentral dalam pernyataannya mengatakan penurunan ekspor juga terus melebar.

Penurunan ekspor dan impor ini terjadi karena lesunya permintaan global dan nilai tukar yen Jepang yang lemah. Harga yen yang murah merugikan eksportir Korea, terutama industri mobil, karena mereka bersaing ketat dengan Jepang di pasar global.

Sebetulnya para analis berharap bank sentral tidak kembali memotong tingkat suku bunga. Namun hal itu berubah setelah wabah MERS menyebabkan kepanikan di Korea Selatan. Hingga saat ini, virus MERS telah menewaskan 10 orang dan menginfeksi lebih dari 120 orang sejak kasus yang pertama. Adapun sekitar 3.800 orang diisolasi untuk menghindari penyebaran virus yang lebih luas.

Wabah ini juga dipandang bakal mengganggu bisnis dan tingkat konsumsi. Terlebih setelah banyak wisatawan luar negeri yang membatalkan rencana kunjungan akibat wabah tersebut. Masyarakat pun bakal lebih sering berdiam diri di rumah karena khawatir tertular. Industri yang diproyeksikan bakal terganggu paling besar akibat kejadian ini yakni yang mengandalkan pasar Cina sebagai pasar utama, seperti kosmetik dan penerbangan.

Lebih dari 2.600 sekolah dan taman kanak-kanak di Korea Selatan ditutup pada Kamis, 11 Juni 2015. Pada Rabu, 10 Juni 2015, para ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia dan Korea Selatan mendesak pembukaan kembali sekolah-sekolah itu setelah tidak ada bukti penularan berkelanjutan di masyarakat.

Meski wabah ini mengkhawatirkan, pejabat Korea Selatan meyakini puncaknya telah tercapai. Mereka juga menyatakan virus ini hanya menyebar di rumah sakit, dan belum ditemukan kasus penularan di tempat umum lainnya.

AP | PRAGA UTAMA

Berita terkait

Uber Cup 2024: Gregoria Mariska Tunjung, Kemenangan Berarti hingga Terus Melaju

9 jam lalu

Uber Cup 2024: Gregoria Mariska Tunjung, Kemenangan Berarti hingga Terus Melaju

Gregoria Mariska Tunjung terus merebut poin di Uber Cup 2024

Baca Selengkapnya

Parlemen Korea Selatan Loloskan RUU Investigasi Tragedi Hallowen 2022, Selanjutnya?

14 jam lalu

Parlemen Korea Selatan Loloskan RUU Investigasi Tragedi Hallowen 2022, Selanjutnya?

Tragedi Itaewon Hallowen 2022 merupakan tragedi kelam bagi Korea Selatan dan baru-baru ini parlemen meloloskan RUU untuk selidiki kasus tersebut

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Bawa Indonesia Unggul 1-0 atas Korea Selatan

1 hari lalu

Hasil Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Bawa Indonesia Unggul 1-0 atas Korea Selatan

Anthony Sinisuka Ginting sukses menyudahi perlawanan sengit tunggal putra Korea Selatan Jeon Heyok Jin pada babak perempat final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

2 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

2 hari lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Resmi Perpanjang Kontrak di Red Sparks, Berapa Gaji Megawati Hangestri?

2 hari lalu

Resmi Perpanjang Kontrak di Red Sparks, Berapa Gaji Megawati Hangestri?

Dalam kontrak barunya di Red Sparks, Megawati Hangestri bakal mendapat kenaikan gaji menjadi US$ 150 ribu per musim.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

4 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

WNI Saling Serang di Korea Selatan, Satu Orang Tewas

4 hari lalu

WNI Saling Serang di Korea Selatan, Satu Orang Tewas

Seorang pria warga negara Indonesia (WNI) ditangkap polisi Daegu, Korea Selatan setelah menikam rekan senegaranya hingga tewas dan melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Shin Tae-yong Pernah Dilempar Telur di Negaranya Sendiri, Ini Sisi Lain Coach Shin

4 hari lalu

Shin Tae-yong Pernah Dilempar Telur di Negaranya Sendiri, Ini Sisi Lain Coach Shin

Pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong berhasil bawa Garuda Muda ke perempat final Piala Asia U-23 2024. Berikut sisi lain Coach Shin.

Baca Selengkapnya