Bank Dunia: Pertumbuhan Ekonomi Selama Ini Tak Inklusif

Selasa, 9 Juni 2015 12:58 WIB

Direktur Manajer Bank Dunia Sri Mulyani. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pelaksana Bank Dunia, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan pertumbuhan ekonomi selama ini tak inklusif. Ia mengatakan, dibutuhkan target ambisisus untuk memastikan 40 masyarakat di kelompok terbawah menikmati memanfaat kemajuan ekonomi.

Selama 20 tahun terakhir pertumbuhan ekonomi telah membantu satu miliar orang bebas dari kemiskinan. Namun masih ada satu miliar orang yang bertahan dengan penghasilan US$ 1,25 perhari.

Selain itu, menurut Sri Mulyani, juga ada lebih dari 1,1 mliar orang tak punya akses terhadap listrik, dan lebih dari 2,5 miliar orang tak memiliki akses sanitasi. “Sukses akan bergantung sejauh mana negara tumbuh, bukan soal berapa besar pertumbuhannya,” kata dia dalam sambutannya pada Indonesia Green Infrastructure Summit 2015 di Jakarta, Selasa, 9 Juni 2015.

Ia mengatakan Produk Domestik Bruto Indonesia sudah meningkat dua kali lipat selama satu dekade terakhir. Pertumbuhan ini, telah mengurangi kemiskinan hingga separuhnya atau turun menjadi 11,3 persen pada tahun 2014.

Namun tak semuanya menikmati manfaat dari pertumbuhan ekonomi ini. Selain itu pertumbuhan ekonomi juga memakan biaya tinggi dengan merusak lingkungan.

Sri Mulyani juga mencontohkan Cina yang telah tumbuh dua digit selama beberap dekade tetapi kehilangan 9 persen dari PDB karena tak ramah lingkungan. Kini Cina berkomitmen untuk menerapkan proses produksi yang ramah lingkungan.

Menurut dia, jika seluruh neara bertahan dengan caralama maka manfaat pertumbuhan ekonomi akan berkurang karena sumber daya alam akan habis dengan cepat. “Kita akan lebih rentan menghadapi perubahan iklim atau risiko kesehatan,” tutur mantan menteri keuangan tersebut.

Kerusakan lingkungan, kata dia, memang berpengaruh pada semua orang. Namun yang paling rentan adalah kelompok masyarakat miskin. Musababnya, mata pencaharian mereka lebih tidak pasti.

Tingkat kemiskinan tertinggi di Indonesia, menurut Sri Mulyani, diderita oleh yang tinggal di daerah berlingkungan rusak. Jadi, kata dia jika ingin mengentaskan kemiskinan tak bisa hanya mengandalakan pertumbuhan ekonomi sajatetapi harus inklusif dan berkelanjutan bagi lingkungan.

TRI ARTINING PUTRI

Berita terkait

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

3 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

7 jam lalu

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan persoalan impor tidak hanya tanggung jawab Dirjen Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

7 jam lalu

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

Menteri Sri Mulyani dan Airlangga Hartarto melepaskan belasan kontainer yang sempat tertahan persoalan perizinan impor.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

1 hari lalu

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

Berita terkini bisnis: Presiden Jokowi dan Sri Mulyani rapat membahas pembatasan impor, sertifikat tanah di Kabupaten Bekasi beralih ke elektronik.

Baca Selengkapnya

Perhutanan Sosial Indonesia Jadi Contoh Mitigasi Iklim Berbasis Masyarakat

1 hari lalu

Perhutanan Sosial Indonesia Jadi Contoh Mitigasi Iklim Berbasis Masyarakat

Bank Dunia menggelar Konferensi Lahan 2024 yang mengangkat topik perhutanan sosial sebagai penopang manajemen lahan dan ketahanan iklim.

Baca Selengkapnya

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

1 hari lalu

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar rapat dengan Sri Mulyani, Airlangga Hartarto, dan Agus Gumiwang tentang pembatasan impor.

Baca Selengkapnya

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

2 hari lalu

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

Pakar menilai komunikasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai kepada publik belum optimal, kerap memicu opini negatif masyarakat

Baca Selengkapnya

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

2 hari lalu

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS Kesehatan mulai tahun depan menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).

Baca Selengkapnya

Airlangga Soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen: Semoga Geopolitik Berubah

2 hari lalu

Airlangga Soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen: Semoga Geopolitik Berubah

Untuk jadi negara maju Airlangga sebut pemerintah memproyeksikan ekonomi harus di atas 5 persen

Baca Selengkapnya

Staf Sri Mulyani Beberkan Rencana Perbaikan Bea Cukai, Apa Saja?

3 hari lalu

Staf Sri Mulyani Beberkan Rencana Perbaikan Bea Cukai, Apa Saja?

Yustinus Prastowo mengatakan Kementerian sudah menyiapkan beberapa rencana untuk menangani masalah di Bea Cukai.

Baca Selengkapnya