Usai Tabrakan, Jalur Kereta Api Pantai Utara Mulai Normal
Editor
Zed abidien
Minggu, 24 Mei 2015 16:16 WIB
TEMPO.CO, Cirebon - Kereta api Bangunkerta rute Jakarta-Surabaya menabrak kereta barang yang sedang berhenti di Stasiun Warudhuwur, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Sabtu malam, 23 Mei 2015. Kecelakaan tersebut tidak berimbas besar pada kereta api yang melintas di jalur selatan.
Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 2 Bandung Zunerfin menjelaskan, jalur kereta di wilayah Daops 2 tidak terpengaruh kecelakaan tersebut. "Hanya ada keterlambatan kereta jurusan Pasar Turi, Surabaya," kata Zunerfin saat ditemui di Stasiun Tasikmalaya, Ahad, 24 Mei 2015.
Dia menegaskan, tidak terjadi pembatalan pemberangkatan kereta api dari Daops 2 Bandung, yang ada hanya keterlambatan. Zunerfin meminta masyarakat tidak khawatir, karena jalur utara sudah bisa kembali digunakan.
Zunerfin berujar, jalur selatan yang berada di wilayah Daops 2 Bandung telah diperiksa dan diganti relnya. Hal ini guna menghadapi arus mudik dan balik Lebaran. "Sudah diperiksa," ucapnya.
Pemeriksaan jalur selatan, tutur Zunerfin, sudah dilakukan jauh hari. Pemeriksaan secara rutin ini untuk mengantisipasi terjadinya rintangan di jalur, seperti terjadinya tanah bergeser di sekitar rel. "Di titik-titik rawan di jalur tersebut, kami patroli 24 jam," katanya.
Berdasarkan pantauan Tempo di Stasiun Waruduwur, Desa Waruduwur, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, terlihat satu lokomotif dan dua gerbong masih melintang di rel. Namun rel di jalur satu bebas dari hambatan, sehingga jalur ini bisa digunakan untuk kereta api yang melintas, baik dari Jakarta menuju Jawa Tengah atau Jawa Timur maupun sebaliknya.
“Karena baru satu jalur, kereta api pun harus antre,” ucap Manager Corporate Communication PT Kereta Api Daerah Operasi 3 Cirebon Supriyanto. Sedangkan jalur kereta api di Pantai Utara Jawa sudah mulai bisa digunakan sejak pukul 06.00 WIB tadi.
Sedangkan untuk satu lokomotif yang terguling dan dua gerbong yang anjlok, menurut Supriyanto, masih dilakukan evakuasi. “Satu buah gerbong sudah berhasil kami angkut menuju Stasiun Kejaksan tadi pagi,” ujarnya. Proses evakuasi sendiri menggunakan dua crane, yang hingga kini masih terus berusaha mengangkut gerbong dan lokomotif yang terguling.
Karena harus antre, kereta api yang melintas di jalur Pantai Utaran Jawa terlambat datang. “Rata-rata keterlambatan sekitar dua jam,” tutur Supriyanto. Dalam kondisi normal, kereta api yang melintas di Cirebon setiap hari bisa mencapai 80 perjalanan.
CANDRA NUGRAHA | IVANSYAH