TEMPO.CO, Mataram - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sebagai pemegang wewenang penanaman modal asing (PMA) mencabut 140 izin investasi di Nusa Tenggara Barat (NTB) karena tidak merealisasikan usahanya selama 2007-2012. Mereka yang dicabut izinnya itu antara lain bergerak di bidang jasa, perhotelan, dan pertambangan.
“Tiada maaf lagi. Semua perizinan tidak dapat diperbarui,” ujar Kepala BKPM dan PTSP NTB Ridwan Syah ketika mendampingi Deputi Promosi Investasi BKPM Himawan Hariyoga dalam Gelar Potensi Investasi Daerah (GPID) dan Regional Investment Forum (RIF) di Mataram, Jumat, 22 Mei 2015.
Izin investasi hanya berlaku tiga tahun. Jika tidak melaporkan kegiatannya dan tidak ada kantor yang bisa didatangi, meski investor itu menguasai lahan, izinnya dicabut dan tidak dapat ditinjau kembali. BKPM akan mengalihkan penguasaan lahan itu kepada penanam modal yang lain.
Himawan ke Mataram bersama 12 investor asing asal Asia, Australia, dan Eropa untuk menjajaki peluang usaha di Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Papua. Sebelumnya, sewaktu menggelar acara di Medan, terjadi kesepakatan penanaman modal hingga US$ 108 juta dan di Manado mencapai US$ 100 juta. “Mereka serius datang menggunakan biaya sendiri.’’ Selama sepekan ini, 18-22 Mei 2015 mengikuti eksibisi di tiga kota, yaitu Medan, Manado, dan Mataram.
BKPM menghitung realisasi investasi tahun 2015 sebesar Rp 519,5 triliun, yang tersebar di Jawa sebesar Rp 282,6 triliun, Bali-Nusa Tenggara sebesar Rp 19 triliun, dan Papua sebesar Rp 33,2 triliun.
Di Mataram, pengusaha Australia menyatakan berminat menanamkan modalnya untuk mengusahakan garam di Kabupaten Bima. “Sudah saya pertemukan dengan pejabat Kabupaten Bima,’’ ujar Ridwan. Untuk itu dibutuhkan lahan tambak garam seluas 10 ribu hektare.
SUPRIYANTHO KHAFID
Berita terkait
Luhut Siapkan Insentif untuk Investasi Apple, Ingin Tiru Thailand dan India
15 hari lalu
Apple sudah berencana memproduksi iPhone di India dan MacBook di Thailand, guna melepas ketergantungan terhadap manufaktur Tiongkok.
Baca SelengkapnyaPengunduran Diri Presiden Vietnam: Siapa yang Bakal Menggantikannya?
44 hari lalu
Presiden Vietnam tiba-tiba mengundurkan diri karena diduga terlibat korupsi, padahal baru setahun ia menjabat.
Baca SelengkapnyaMahfud Md Tanggapi Persoalan di Batam: Investasi Asing akan Ditertibkan
4 Februari 2024
Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud Md mengatakan akan tertibkan investasi asing dan dalam negeri untuk selesaikan masalah ketenagakerjaan.
Baca SelengkapnyaKlasemen Sementara Sumber Modal Asing Terbesar di 2023: Singapura Kalahkan Cina
27 Desember 2023
Modal asing yang masuk dari Januari hingga September 2023 mencapai Rp 1.053,1 triliun atau 75,2 persen. Klasemen sementara, Singapura kalahkan Cina.
Baca SelengkapnyaEkonom Ini Sebut Tren PHK Bakal Berlanjut hingga Tahun Depan
25 Desember 2023
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Mohammad Faisal mengatakan tren Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) masih akan berlanjut hingga tahun depan. Mengapa?
Baca SelengkapnyaCak Imin Soal Investasi Asing: Jangan Malah Bikin Rugi
22 Desember 2023
Gagasan cawapres nomor urut 1 soal investasi, soroti implementasi investasi asing agar tidak merugikan.
Baca SelengkapnyaBahlil Ungkap Investor Asing Masuk ke IKN Usai Upacara HUT RI 2024
7 Desember 2023
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengungkapkan investor asing akan masuk ke IKN pada pembangunan tahap 2 atau setelah upacara HUT RI 2024.
Baca SelengkapnyaKetua KPK Tersangka Dugaan Pemerasan, Pengamat: Investor Bisa Ragu Tanam Modal di IKN
23 November 2023
Polda Metro Jaya menetapkan Ketua KPK Firli Bahuri sebagai tersangka dugaan pemerasan eks Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Baca SelengkapnyaKemenkeu Bicara soal Ketahanan Rupiah di Tengah Ketidakpastian Global
22 November 2023
Per 22 November 2023, nilai tukar rupiah meningkat sebesar 0,11 persen menjadi Rp 14.425 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaChatib Basri Sebut Perlu Investasi Asing Rp 1.800 Triliun untuk Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 6 Persen
22 November 2023
Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan Indonesia perlu investasi asing sekitar Rp 1.800 triliun untuk mencapai target pertumbuhan 6 persen.
Baca Selengkapnya