Panen padi di kawasan Sekejati, Bandung, Jawa Barat, Kamis (15/7). Harga gabah kering giling naik antara Rp 3.500 sampai Rp 4.000/kg, lebih mahal dari pembelian oleh pemerintah. Bandar lebih memilih untuk menjual ke pasar ketimbang ke Bulog. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Jakarta - Anggota DPRD Kota Bekasi meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) ikut mengusut dugaan beras berbahan sintetis yang beredar di Kota Bekasi.
Sekretaris Komisi A Dewan Kota Bekasi Solihin mengatakan, langkah Kemendag ini sangat perlu untuk menekan kemungkinan peredaran beras yang diduga berbahan baku sintetis tersebut tidak hanya terjadi di Kota Bekasi, melainkan juga beredar di kota-kota lainnya.
"Jangan ada pembiaran karena bisa saja peredarannya itu sudah masif," ujarnya, Selasa, 19 Mei 2015.
Kepolisian Sektor Bantar Gebang, Kota Bekasi, melakukan sidak terhadap kios penjual beras yang diduga dibuat dari bahan baku sintetis. Dari kios itu, Kepolisian Resor Bantar Gebang juga mengamankan seorang pemilik kios bernama Sembiring beserta empat orang karyawannya untuk diperiksa sebagai saksi.
Operasi yang dilakukan pihak Kepolisian Resor Bantar Gebang itu berawal dari laporan seorang warga dan sejumlah kabar yang ditayangkan melalui media sosial Facebook dan Instagram.
"Jangan masyarakat dirugikan," katanya. BISNIS.COM