Suasana di dalam reaktor nuklir milik Rusia, penguasaan teknologi sangat penting dalam membangun reaktor nuklir, karena jika terjadi kesalahan dampaknya akan sangat berbahaya. Pada 26 April 1986 reaktor nuklir Chernobyl mengalami kebocoran, mengakibatkan bencana yang berkepanjangan. Voronezh Oblast, Rusia tengah, 2 Maret 2015. Sefa Karacan/Getty Images
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Deendarlianto, mengatakan, pembangunan satu reaktor nuklir akan memakan biaya hingga Rp40 triliun.
"Untuk (membangun) satu reaktor butuh Rp40 triliun. Tapi kan harga jual energinya sangat murah, pasokan sumber daya alamnya pun sudah punya," kata dia, di Jakarta, Jumat.
Untuk sumber daya reaktor tersebut, tuturnya, bisa menggunakan cadangan mineral berupa Plutonium yang terdapat di Bangka Belitung atau menggunakan uranium yang bisa diperoleh dari Kalimantan.
Ia berpendapat, pengoperasian PLTN lebih efisien karena mampu menghasilkan energi listrik yang besar namun lebih murah dalam investasi pembangunan fasilitas reaktor fisi niklir itu.
"Kedua cadangan (plutonium dan uranium) itu jika digunakan sebagai PLTN bisa menghasilkan daya sebesar 33 GigaWatt, yang bisa digunakan selama 30 tahun," tutur kepala Pusat Studi Energi UGM itu menjelaskan.
Menurut dia, pemerintah harus berkomitmen untuk mengembangkan sumber energi baru tersebut, mengingat bahan bakar fosil dikhawatirkan tidak mampu memenuhi kebutuhan energi nasional di masa depan.
"Presiden harus punya komitmen yang kuat jika mau menjalankan program ini. Semua cadangan mineralnya pun belum dieksplorasi, jadi ya ini sangat disayangkan," tukasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa nuklir sangat aman untuk digunakan sebagai sumber energi atau pembangkit listrik.
"Kalau mengacu pada standar keamanan internasional, mulai dari pressurized water reactor hingga high temperature reactor belum pernah ada resiko kegagalan yang terjadi," kata Deen.
Dia pun menilai kekhawatiran pemerintah dan sejumlah pihak dalam pengoperasian PLTN kurang tepat.
ANTARA
Berita terkait
Sejarah Indonesia di Uber Cup dan Prestasi Pebulutangkis Putri
3 menit lalu
Sejarah Indonesia di Uber Cup dan Prestasi Pebulutangkis Putri
Indonesia berhasil mengukir sejarah meraih Piala Uber Cup pada 1975, 1994, dan 1996. Bagaimana prestasi pemin bulu tangkis putri
Gaga Muhammad Bebas Bersyarat, Ini Syarat yang Harus Dipenuhi Napi untuk Mendapatkannya
3 menit lalu
Gaga Muhammad Bebas Bersyarat, Ini Syarat yang Harus Dipenuhi Napi untuk Mendapatkannya
Setelah menjalani hukuman sekitar 2 tahun, Gaga Muhammad telah bebas bersyarat. Namun, ia harus memenuhi beberapa syarat yang akan disebutkan dalam artikel ini.