Lima Sektor Industri Jawa Timur Diincar Pengusaha Inggris

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Selasa, 28 April 2015 18:36 WIB

Syam berfoto dengan sejumlah karya alat musik petiknya. Di antara sejumlah industri alat musik petik rumahan, hanya Syam Sirajuddin yang bertahan di Makassar, 27 April 2015. TEMPO/Iqbal lubis

TEMPO.CO, Jakarta - Kalangan pengusaha dan industri asal Inggris mulai menjajaki potensi kerjasama lima sektor bisnis di Kawasan Indonesia Timur.


Adapun lima sektor yang memiliki potensi besar untuk digarap di Jawa Timur dan Indonesia bagian timur. Di antaranya infrastruktur, agribisnis, sumber daya manusia (SDM), energi atau minyak dan gas, serta jasa atau pariwisata.


Adrian Short, Chairman of British Chamber of Commerce in Indonesia, mengatakan banyak pengusaha dagang dan industri Inggris yang ingin melakukan ekspansi. Jawa Timur, katanya, termasuk kawasan yang memiliki potensi cukup lengkap dibandingkan kawasan lain.


"Kami meminta Kadin Jawa Timur untuk membantu kami memetakan peluang-peluang kerjasama bisnis yang bisa digali dan bagaimana memulainya," katanya sesuai acara Understanding The Opportunities for British Business in Surabaya and East Indonesia, di Surabaya, Selasa, 28 April 2015.


Lizzy Hawkins, Direktur Perdagangan dan Investasi Inggris (UKTI) Kedutaan Inggris, mengatakan Inggris sudah melihat potensi paling dekat yang bisa dikembangkan seperti bidang tekonologi informatika serta minyak dan gas, di mana Jatim memiliki wilayah yang kaya akan energi minyak dan gas.


Advertising
Advertising

"Tidak menutup kemungkinan peluang bisnis itu berkembang ke sektor-sektor lain karena Jatim cukup seksi. Bahkan kamk melihat di Surabaya, usaha kecil dan menengah (UKM) terus bertumbuh," jelasnya.


Deddy Suhajadi, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim, mengatakan pihaknya akan mengintegrasikan investor Inggris dengan bisnis lokal di Surabaya dan Indonesia timur dan memaparkan perbedaan serta keuntungan-keuntungan berinvestasi di Jatim.


"Untuk yang ingin bangun pabrik-pabrik ataupum smelter, kemungkinan akan kami arah ke daerah Situbondo karena sebuah pabrik membutuhkan energi listrik yang besar, dan di Probolinggo sana memiliki banyak pasokan listrik," ujarnya.


Deddy menambahkan pengusaha Inggris tersebut percaya diri untuk ekspansi di Indonesia meski saat ini kondisi ekonomi cukup terganggu terutama nilai tukar rupiah terhadap dolar serta upah tenaga kerja di Jatim yang terbilang tinggi.


"Memang dua hal itu juga jadi faktor pertimbangan, tetapi mereka sepertinya ingin masuk lebih cepat karena setelah ini ada Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), tentunya produk-produk Asean bakal masuk dan mengusai pasar," imbuh Deddy.


Jamhadi, Ketua Kadin Surabaya, menambahkan saat ini Kadin Surabaya sudah membuat buku direktori produk-produk asal Surabaya yang mulai disebarkan di Kedutaan Besar Inggris.


"Dengan begini diharapkan ada kerjasama pemasaran produk kami agar bisa sampai dan diterima oleh konsumen di Inggris," ujarnya.


BISNIS

Berita terkait

Luhut Siapkan Insentif untuk Investasi Apple, Ingin Tiru Thailand dan India

19 hari lalu

Luhut Siapkan Insentif untuk Investasi Apple, Ingin Tiru Thailand dan India

Apple sudah berencana memproduksi iPhone di India dan MacBook di Thailand, guna melepas ketergantungan terhadap manufaktur Tiongkok.

Baca Selengkapnya

Pengunduran Diri Presiden Vietnam: Siapa yang Bakal Menggantikannya?

48 hari lalu

Pengunduran Diri Presiden Vietnam: Siapa yang Bakal Menggantikannya?

Presiden Vietnam tiba-tiba mengundurkan diri karena diduga terlibat korupsi, padahal baru setahun ia menjabat.

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Tanggapi Persoalan di Batam: Investasi Asing akan Ditertibkan

4 Februari 2024

Mahfud Md Tanggapi Persoalan di Batam: Investasi Asing akan Ditertibkan

Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud Md mengatakan akan tertibkan investasi asing dan dalam negeri untuk selesaikan masalah ketenagakerjaan.

Baca Selengkapnya

Klasemen Sementara Sumber Modal Asing Terbesar di 2023: Singapura Kalahkan Cina

27 Desember 2023

Klasemen Sementara Sumber Modal Asing Terbesar di 2023: Singapura Kalahkan Cina

Modal asing yang masuk dari Januari hingga September 2023 mencapai Rp 1.053,1 triliun atau 75,2 persen. Klasemen sementara, Singapura kalahkan Cina.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ini Sebut Tren PHK Bakal Berlanjut hingga Tahun Depan

25 Desember 2023

Ekonom Ini Sebut Tren PHK Bakal Berlanjut hingga Tahun Depan

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Mohammad Faisal mengatakan tren Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) masih akan berlanjut hingga tahun depan. Mengapa?

Baca Selengkapnya

Cak Imin Soal Investasi Asing: Jangan Malah Bikin Rugi

22 Desember 2023

Cak Imin Soal Investasi Asing: Jangan Malah Bikin Rugi

Gagasan cawapres nomor urut 1 soal investasi, soroti implementasi investasi asing agar tidak merugikan.

Baca Selengkapnya

Bahlil Ungkap Investor Asing Masuk ke IKN Usai Upacara HUT RI 2024

7 Desember 2023

Bahlil Ungkap Investor Asing Masuk ke IKN Usai Upacara HUT RI 2024

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengungkapkan investor asing akan masuk ke IKN pada pembangunan tahap 2 atau setelah upacara HUT RI 2024.

Baca Selengkapnya

Ketua KPK Tersangka Dugaan Pemerasan, Pengamat: Investor Bisa Ragu Tanam Modal di IKN

23 November 2023

Ketua KPK Tersangka Dugaan Pemerasan, Pengamat: Investor Bisa Ragu Tanam Modal di IKN

Polda Metro Jaya menetapkan Ketua KPK Firli Bahuri sebagai tersangka dugaan pemerasan eks Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Bicara soal Ketahanan Rupiah di Tengah Ketidakpastian Global

22 November 2023

Kemenkeu Bicara soal Ketahanan Rupiah di Tengah Ketidakpastian Global

Per 22 November 2023, nilai tukar rupiah meningkat sebesar 0,11 persen menjadi Rp 14.425 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Chatib Basri Sebut Perlu Investasi Asing Rp 1.800 Triliun untuk Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 6 Persen

22 November 2023

Chatib Basri Sebut Perlu Investasi Asing Rp 1.800 Triliun untuk Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 6 Persen

Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan Indonesia perlu investasi asing sekitar Rp 1.800 triliun untuk mencapai target pertumbuhan 6 persen.

Baca Selengkapnya