Kebut Swasembada Pangan, Pemuda Bentuk Pemuda Tani

Reporter

Jumat, 24 April 2015 11:53 WIB

Petani berjalan di pematang sawah saat panen di Karawang, 17 April 2015. Panen raya, harga gabah di karawang Rp 4.700 perkilogramya, petani mengeluhkan naiknya harga pupuk urea yang mencapai Rp 50.000 ribu rupiah per kuintalnya. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian akan membentuk Pemuda Tani Indonesia dengan melibatkan sejumlah mahasiswa fakultas pertanian dalam rangka percepatan terwujudnya swasembada pangan.

"Kami akan membentuk Pemuda Tani Indonesia yang menggiring para mahasiswa yang sudah lulus ini turun ke pertanian," kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam pertemuan dengan dekan, STTP, dan BEM Fakultas Pertanian Seluruh Indonesia di Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian, Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis.

Menteri mengatakan akan ada 8.500 mahasiswa dari seluruh Indonesia yang akan dilibatkan dalam program Pemuda Tani tersebut. Mereka memiliki tugas untuk menghidupkan lahan-lahan pertanian dan menggerakkan produksi lebih meningkat.

"Awalnya dibentuk kelompok, masing-masing diberi bantuan alat mesin pertanian lengkap satu paket ada traktor, mesin tanam, dan mesin panen, benih serta bibit," katanya.

Tugas Pemuda Tani Indonesia nantinya hampir sama seperti Gambungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang sudah ada saat ini.

"Yang bergerak nanti alumni fakultas pertanian, dan dibimbing oleh para dekan," kata Menteri.

Ia mengatakan model sasaran kegiatan adalah Pemuda Tani bergerak mengelola lahan pertanian dari lahan tidur menjadi lahan produktif.

"Kehadiran mereka untuk membangunkan lahan yang tidur, petani yang tidur dan alsinta yang tidur," katanya.

Menurut Menteri, pola ini sudah berjalan di Yogyakarta, para alumnus pertanian sudah turun ke lapangan. Sementara itu, mahasiswa yang ada saat ini baru disiapkan menjadi inkubator untuk selanjutnya setelah lulus dapat menjadi Pemuda Tani Indonesia.

"Kegiatan ini juga untuk menjawab pertanyaan mahasiswa, kenapa alumni pertanian tidak mau kembali ke pertanian. Pemuda Tani Indonesia menjadi jawabannya agar alumni-alumni fakultas pertanian dapat kembali memajukan petani. Mahasiswa baru yang ada saat ini sebagai inkubator yang harus disiapkan dan dikenalkan dari sekarang," katanya.

Selain Pemuda Tani Indonesia, Kementerian Pertanian juga akan menggulirkan program kawasan terpadu produksi bahan pangan atau food estate pada 2016 mendatang dalam rangka mencapai swasembada pangan.

Rencananya kawasan tersebut akan dibangun di Pulau Kalimantan dengan luas sekitar 500 ribu hektare yang akan ditanami tanaman pangan seperti padi, kedelai, jagung, dan tebu.

"Program Food Estate ini menggunakan model baru, di mana plasmanya minimal 40 persen. Akan di-sharing," dengan BUMN, bisa juga swasta. Yang jelas harus melibatkan masyarakat," katanya.

Kementerian Pertanian menargetkan swasembada dapat terwujud dalam waktu tiga tahun, berbagai perbaikan dan pembenahan dilakukan mulai dengan irigasi yang 52 persen rusak, penyaluran benih dan pupuk, serta ketersediaan alat mesin pertanian dan penyuluh.

ANTARA

Berita terkait

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

12 jam lalu

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

Penambahan pupuk subsidi dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton telah mendapat persetujuan dari presiden.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

1 hari lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

2 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

2 hari lalu

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

Penggunaan uang korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL) terungkap di pengadilan. Mayoritas digunakan untuk kepentingan keluarga. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

4 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

4 hari lalu

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

Harga bawang merah mulai mengalami penurunan di sejumlah daerah.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

5 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

Tim Jaksa KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

8 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

10 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

11 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya