Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel saat melakukan sidak di Pasar Induk Beras, Cipinang, Jakarta, 6 November 2014. TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) akan memfasilitasi para pengusaha Indonesia untuk lebih mengintensifkan agen-agen penjualan di negara-negara tujuan ekspor. Menurut Apindo peran agen-agen di negara tujuan itu belum signifkan.
"Pemasaran itu harus punya kaki tangan di luar negeri," kata Ketua Umum Apindo Haryadi Sukamdani seusai menandatangani nota kesepahaman kerja sama dengan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin, 13 April 2015.
Agen-agen di luar negeri itu merupakan satu dari enam poin kerja sama antara Apindo dan Kementerian Perdagangan.
Lima poin kesepakatan lainnya yaitu sosialisasi kebijakan pemerintah di sektor perdagangan; identifikasi permasalahan nasional dan internasional; penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan dan pengembangan pola kemitraan; fasilitasi preferensi perdagangan; dan koordinasi peningkatan hubungan dagang dan kerja sama antara pengusaha lokal dan pengusaha luar negeri.
"Ekspor-impor nonmigas kita pada 2014 di ASEAN itu masih minus US$ 940 juta," kata Haryadi.
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan saat ini Indonesia baru mengalami surplus perdagangan dengan tiga negara ASEAN, yaitu Filipina, Kamboja, dan Myanmar. Diperlukan kerja sama intensif dengan Apindo agar saat kesepakatan-kesepakatan pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN per 1 Januari 2016 mendatang tak membuat Indonesia hanya jadi pasar buat negara ASEAN lainnya.
"Ekspor herbal atau jamu kita itu masih di bawah 5 persen di dunia. Sementara kekayaan hasil bumi kita luar biasa," katanya.
Gobel optimistis pada 2019 mendatang ekspor Indonesia bisa naik 300 persen atau senilai US$ 458 miliar. Sebab, pemerintah mulai tahun ini banyak berinvestasi di sektor infrastruktur seperti jalan, jalur kereta api, pelabuhan, bandara, sampai pembangunan pembangkit listrik 35 ribu megawatt dalam lima tahun ke depan.
"Sekarang semua menteri bersatu tak ada ego sektoral. Kita bisa selesaikan persoalan tanpa birokrasi yang panjang," katanya.
Tahun lalu, nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 176,29 miliar. Namun angka itu turun 3,43 persen dibanding realisasi ekspor tahun 2013. Sementara di lingkup ASEAN, tahun lalu Indonesia paling banyak ekspor ke Singapura dengan nilai US$ 10,06 miliar. Ekspor terbesar Indonesia masih ke Amerika Serikat dengan nilai US$ 15,85 miliar pada 2014.