Pedagang cabai di Pasar Senen, Jakarta, 16 Januari 2015. Kementerian Perdagangan menyatakan bahwa memasuki pertengahan Januari 2015, harga cabai mulai mengalami penurunan di kisaran 8%-50%. Tempo/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Batu - Petani cabai di Desa Tulungrejo Kota Batu mengeluh harga cabai terjun bebas. Harga cabai dari petani dijual seharga Rp 6 ribu per kilogram padahal tiga bulan lalu harga cabai tembus sampai Rp 50 ribu.
Selain harga turun, cabai membusuk akibat tanaman terus menerus diguyur hujan. "Pendapatan anjlok, tanaman juga rusak," kata petani cabai, Ansori, Sabtu 11 April 2015.
Saat harga cabai mahal, katanya, tanaman cabai sebanyak 2.800 batang di lahan seluas 500 meter persegi mampu memanen setiap batang menghasilkan 1,5 kilogram. Setelah diguyur hujan tanaman membusuk dan hanya mampu menghasilkan setengah kilogram. Namun ia tetap mempertahankan tanaman cabai di lahannya.
Menurutnya, harga cabai pernah anjlok sampai Rp 3 ribu kilogram. Namun, Ansori tetap semangat memanam cabai. Harga cabai, katanya, tak bisa diprediksi. Harga meroket saat pasokan di pasar rendah. Sedangkan harga anjlok ketika cabai membanjiri pasar.
"Petani latah, menanam cabai saat harga mahal. Dampaknya pasokan melimpah harga terjun bebas," ujarnya.
Untuk itu, pemerintah harus turun tangan untuk mengatur pola tanam. Sehingga harga cabai stabil tak langsung meroket atau terjun bebas. Saat harga mahal, sekali panen Ansori mengantongi uang sampai Rp 40 juta. Saat harga cabai murah seperti sekarang hasil penjualan cabai sebesar Rp 8,5 juta.
Saat harga cabai murah, katanya, petani merugi. Penjualan cabai tak sebanding dengan biaya produksi. Rata-rata panen cabai yakni pada April-Mei dan September. Cabai dari Batu dipasok ke sejumlah pasar tradisional di Malang dan Batu.
Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen
15 hari lalu
Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen
Kementerian Perdagangan menyebut sektor penjualan online paling banyak dilaporkan keluhan konsumen lantaran banyak penipuan. Selain itu, Kemendag telah menutup setidaknya 223 akun yang diindikasi sebagai penipu.