TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi Faisal Basri mempunyai banyak pengalaman dan data dalam menghadapi mafia migas. Menurut Faisal, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said pernah meminta dia untuk menuliskan pengalamannya menjadi sebuah buku.

"Kekayaan referensi, data luar biasa. Sayang kalau enggak jadi buku," katanya di Hotel Dharmawangsa, Kamis, 9 April 2015. "Pernah sih Pak Menteri bilang, harusnya jadi buku, nih."

Faisal menambahkan, tim yang dipimpinnya ini mendapatkan informasi persoalan tata kelola migas dari semua stakeholder terkait. Dalam pencarian data, dia mengaku hampir tidak ada lagi stakeholder yang tidak berdiskusi dengan Tim Reformasi.

Faisal tidak mempermasalahkan data-data penting temuannya disebarluaskan untuk publik. "Justru kita membudayakan yang namanya keterbukaan," ujarnya.

Apalagi, menurut Faisal, prinsip pengelolaan migas ini harus transparan dalam proses pengambilan keputusan, data, dan informasi, termasuk aliran dana. "Pernyataan dan keterbukaan stakeholder kunci harus ada dalam proses pencarian data tim mafia migas," katanya. Faisal menambahkan, rangkuman dari semua itulah yang diperlukan Tim untuk pengelolaan sektor migas yang lebih baik.

Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi dibentuk Menteri Sudirman pada November tahun lalu. Tugas yang dikerjakan tim ini adalah me-review seluruh proses perizinan dari hulu ke hilir, menata ulang kelembagaan yang terkait dengan pengelolaan minyak dan gas, mempercepat revisi Undang-Undang Migas, serta merevisi proses bisnis untuk mencegah adanya pemburu rente dalam setiap rantai nilai industri migas.

ALI HIDAYAT