Agus Martowidjojo Yakin Rupiah Aman, Ini Alasannya

Reporter

Rabu, 11 Maret 2015 21:47 WIB

Ilustrasi mata uang Rupiah. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowdijojo, mengatakan kondisi rupiah saat ini dalam kondisi aman. "Kami ingin sampaikan secara umum dalam kondisi aman. Bank Indonesia akan selalu ada di pasar dan akan menjaga volatelitas tidak tinggi," katanya di Istana, Rabu 11 Maret 2015.

Dia berharap Bank Indonesia tetap menjaga kepercayaan masyarakat. "Apalagi pemerintah berkomitmen ingin perbaiki," kata Agus.

Bank Indonesia, kata Agus, akan selalu mewaspadai perkembangan inflasi dan transaksi berjalan. Dia ingin tingkat inflasi itu berkembang menuju tingkat yang lebih sehat.

Apalagi dia mendengar komitmen pemerintah untuk merealisasikan hal itu. "Kami juga melihat presiden ingin supaya APBN itu dapat direalisasi dengan baik."

Dia mengatakan sejak awal tahun hingga bulan Maret rupiah telah terdepresiasi sebesar 5,7 persen. Sebagai negara berkembang, India dan Turki juga disoroti selain Indonesia.

Untuk depresiasi mata uang India sebesar 16 persen dan Turki 17 persen. "Selain itu perkembangan nilai tukar (rupiah) juga tidak lebih buruk dari negara-negara tetangga kita, seperti Malaysia atau Singapura," kata Agus.

Bambang mengatakan pemerintah telah melakukan perbaikan-perbaikan ekonomi. Untuk itu, Bank Indonesia masih yakin target inflasi akan mencapai 4 persen atau kurang dari itu. Yield surat utang pemerintah yang sebelumnya 8 persen juga telah turun 7 persen,

Dia mengakui adanya utang luar negeri terhadap pelemahan mata uang dan mempengaruhi pasar uang. Untuk utang luar negeri, Indonesia belum mengkhawatirkan seperti seperti negara lain. "Kalau pasar uang pada saat sekarang ini cukup ada tekanan dan ada dari eksternal," kata Agus.

Amerika dan Cina mengalami pertumbuhan ekonomi yang berdampak pada ekonomi Indonesia. Bank Indonesia memperhatikan rencana kebijakan The Fed dan peryataan pejabat-penjabatnya tentang berkurangnya pengangguran.

Sedangkan pada pertumbuhan ekonomi Cina, pemerintahan Tirai Bambu itu menyepakati ekonomi akan tumbuh 7 persen dan mencapai secara berkesinambungan. "Kedua hal ini, kata dia, perlu diwaspadai dan akan berdampak pada ekonomi dunia."

ALI HIDAYAT

Berita terkait

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

6 jam lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

1 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

1 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

1 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

4 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

6 hari lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

8 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

9 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

9 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

9 hari lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya