Rupiah Hari Ini Melemah 15 Poin  

Reporter

Editor

Kurniawan

Senin, 9 Maret 2015 12:17 WIB

Petugas tunjukkan uang pecahan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, 2 Februari 2015. ANTARA/Wahyu Putro

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin pagi, 9 Maret 2015, bergerak melemah sebesar 15 poin menjadi Rp 12.990 dibanding sebelumnya Rp 12.975 per dolar Amerika Serikat.

"Dolar AS naik terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah, setelah tingkat pengangguran dan pertambahan tenaga kerja non-pertanian Amerika Serikat diumumkan membaik," kata ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta, di Jakarta, Senin, 9 Maret 2015.

Menurut Rangga, data Amerika Serikat yang positif itu kembali membangkitkan harapan akan adanya kenaikan suku bunga AS (Fed Fund Rate) pada tahun ini, sehingga menekan aset mata uang berisiko, salah satunya rupiah.

Namun, dia melanjutkan, berita positif dari Cina yang mencatatkan surplus neraca perdagangan serta adanya negosiasi antara Yunani dan Uni Eropa menjelang jadwal pembayaran bunga utang Yunani diperkirakan dapat menahan laju penguatan dolar AS lebih tinggi terhadap mata uang berisiko.

Selain itu, ia menambahkan, diluncurkannya program quantitative easing (QE) oleh Bank Sentral Eropa (ECB) sepertinya juga akan berdampak positif bagi pasar keuangan global ke depannya.

Dari dalam negeri, Rangga melanjutkan, sentimen untuk rupiah juga masih cukup positif. Cadangan devisa Indonesia yang meningkat pada periode Februari 2015 menunjukkan dana asing masih cukup deras mengalir ke dalam negeri.

"Rupiah diperkirakan masih berpotensi untuk kembali menguat," katanya.

Dalam data Bank Indonesia, tercatat posisi cadangan devisa Indonesia per akhir Februari 2015 sebesar 115,5 miliar dolar AS atau sekitar dengan Rp 1.501,5 triliun (kurs Rp13.000 per dolar AS), meningkat 1,3 miliar dolar AS atau Rp169 triliun dari posisi akhir Januari 2015 sebesar 114,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp 1.484,6 triliun.

Analis PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong, menambahkan bahwa meningkatnya cadangan devisa Indonesia itu akan menjadi salah satu penopang laju mata uang rupiah ke depannya.

"Meningkatnya cadangan devisa itu menunjukkan ekonomi Indonesia masih kuat di tengah perlambatan global, dan cadangan devisa juga masih mampu menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan," katanya.

ANTARA

Berita terkait

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

18 jam lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

1 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

2 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

2 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

5 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

6 hari lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

8 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

9 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

9 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

10 hari lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya