TEMPO.CO, Makassar - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan kenaikan harga beras di sejumlah wilayah terjadi karena mekanisme distribusi yang bermasalah. Hal itu disampaikan JK setelah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Gudang Bulog Divisi Regional Sulawesi Selatan dan Barat di Jalan Urip Sumiharjo, Makassar, Sabtu siang, 28 Februari 2015.
"Sebenarnya itu hanya masalah komunikasi kemarin. Masalah distribusi saja, karena stok tidak ada soal," katanya.
JK mengatakan ketersediaan beras nasional aman dan tidak ada masalah. Apalagi pada Maret nanti akan memasuki masa panen. "Baik, semuanya baik. Apalagi panen nanti bulan depan," ujarnya.
Kepala Divre Bulog Sulawesi Selatan dan Barat Abdullah Jawas mengatakan stok beras yang ada di gudang saat ini mencapai 90 ribu ton. Dengan jumlah tersebut, diperkirakan stok beras aman hingga sepuluh bulan ke depan. "Maret nanti, kami menargetkan menyerap 350-500 ribu ton," ucapnya.
Jawas mengaku pihaknya juga ikut berperan dalam upaya menstabilkan harga dengan menyuplai beras ke 22 provinsi. Seperti ke DKI Jakarta yang bakal disuplai 4.000 ton pada bulan depan.
Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh
1 hari lalu
Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh
Pemerintah melalui Perum Bulog menaikkan harga eceran tertinggi atau HET untuk beras SPHP, dari Rp10.900 menjadi Rp12.500 per kilogram sejak 1 Mei 2024