Menteri Perindustrian Saleh Husin di halaman Istana Merdeka, Jakarta, 26 Oktober 2014. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Meskipun disaksikan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo, proyek kerja sama pengembangan mobil di Indonesia antara Proton Holding Berhad dan PT Adiperkasa Citra Lestari ternyata bukanlah proyek pengembangan industri mobil nasional.
Menteri Perindustrian Saleh Husin menegaskan pemerintah tidak mempunyai road map untuk mengembangkan mobil nasional. Kerja sama Proton dengan PT Adiperkasa yang diteken pekan lalu murni kerja sama antarswasta. "Bukan untuk membuat mobil nasional," kata Saleh di Kementerian Perindustrian, Senin, 9 Februari 2015.
Menurut Saleh, selama ini Kementerian Perindustrian menjalankan road map pengembangan industri otomotif nasional secara umum, bukan spesifik memproduksi mobil nasional. Salah satu isi road map tersebut adalah mendorong industri otomotif yang ada untuk meningkatkan penggunaan komponen lokal.
Selain itu industri yang sudah ada agar mengembangkan kegiatan riset dan pengembangan otomotif yang betul-betul dilakukan di Indonesia. Sehingga kandungan lokalnya bisa meningkat. Saat ini sudah ada industri yang menggunakan komponen lokal hingga 86 persen.
Saleh memisalkan kandungan pada salah satu mobil murah, yang biasa disebut low cost and green car, yang diproduksi Daihatsu. Selain meningkatkan penggunaan komponen lokal, industri otomotif juga didorong menjadikan Indonesia sebagai basis produksi, yang menambah nilai ekspor dengan membidik pasar luar negeri.
Jumat, 6 Februari 2015, Proton menandatangani nota kesepahaman dengan PT Adiperkasa untuk pengembangan dan produksi mobil nasional di Indonesia. Nota kerja sama itu ditandatangani Chief Executive Officer Proton Abdul Harits Abdullah dan CEO PT Adiperkasa A. M. Hendropriyono di Proton Centre of Exellence.
Penandatanganan akad tersebut disaksikan Komisaris Utama Proton Mahathir Mohammad, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Presiden Jokowi, Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Zahrain Mohamed Hashim, serta Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Herman Prayitno.