Rupiah Kembali Terjegal Isu The Fed

Reporter

Kamis, 29 Januari 2015 05:53 WIB

Tempat penukaran uang di Jakarta, Selasa (20/10). Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa pagi menguat 30 poin menjadi Rp. 9.360 - Rp. 9.370 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya. TEMPO/Dinul Mubarok

TEMPO.CO , Jakarta - Kurs regional dan rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat. Pelaku pasar menantikan hasil pertemuan bank sentral Amerika Serikat (The Fed). Meski The Fed diprediksi belum akan menaikkan nilai suku bunga, variasi data ekonomi AS membangun spekulasi bahwa bank sentral akan mengambil langkah moneter alternatif.

Kurs rupiah melemah 18,2 poin (0,15 persen) pada level 12.487 per dolar AS setelah hampir sepanjang perdagangan cenderung tertekan. Won terkoreksi cukup signifikan hingga 0,44 persen ke level 1084,45 per dolar AS, sedangkan Yuan melorot tipis 0,07 persen ke level 6,2473 per dolar AS. (Baca juga: Indeks Saham Bakal Naik, Apa Saja Pemicunya?)

Analis dari Bank Mandiri, Reny Eka Putri, mengatakan penguatan dolar AS masih menjadi katalis penekan rupiah. "Kurs dolar yang menguat menjelang pengumuman hasil pertemuan The Fed kembali melemahkan rupiah dan mata uang regional,” ujarnya.

Setelah mengadakan pertemuan selama dua hari, The Fed dijadwalkan bakal mengeluarkan pernyataan pada 28 Januari 2015 waktu setempat. Meski belum akan ada sinyal atas kenaikan suku bunga The Fed dalam waktu dekat, investor yakin bahwa petunjuk yang lebih jelas menuju pelaksanaan kenaikan suku bunga tersebut bakal muncul. (Baca juga: Harga Minyak Dunia Turun, Indonesia Patut Waspada)

Reny menjelaskan, meski jumlah pesanan produksi barang-barang tahan lama turun ke level 3,6 persen pada bulan lalu, angka penjualan rumah baru pada Januari 2015, yang meningkat menjadi 481 ribu unit, menjaga kinerja pemulihan ekonomi AS. Dengan indikator tersebut, kepercayaan investor terhadap aset-aset berdenominasi dolar tetap tinggi. “Data ekonomi AS berhasil menjaga minat investor terhadap dolar,” katanya.

Hingga penutupan perdagangan pada pekan ini, rupiah diperkirakan akan tetap stabil pada level 12.400-12.550 per dolar AS. Menurut Reny, investor tampak cenderung menunggu publikasi data ekonomi dalam negeri terbaru pada awal Februari sebelum memutuskan untuk menambah portofolio bernilai rupiah.

MEGEL JEKSON

Berita Terpopuler

KPK Rontok, Giliran Yusuf PPATK 'Diteror' DPR

'Jokowi, Dengarkan Kesaksian Ratna Mutiara'

Sebelum Diserang, KPK Bongkar Kasus Raksasa Ini






Berita terkait

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

18 jam lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

1 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

2 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

2 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

5 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

6 hari lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

8 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

9 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

9 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

10 hari lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya