Menko Perekonomian Sofyan Djalil saat konfrensi pers di Kantor Kepresidenan, Jakarta, 9 Januari 2015. Sofyan yang mendampingi Jokowi dalam pertemuan dengan delegasi CEO Chevron menyatakan keinginan Chevron berinvestasi infrastruktur migas. Saat ini produksi minyak Chevron di Indonesia, 300 ribu barel/hari. Tempo/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengibaratkan Indonesia seperti tokoh Django dalam film Django Unchained. "Negara sedang dirantai oleh diri sendiri," katanya di kantor Kementerian Keuangan, Jumat, 16 Januari 2015. (Baca: Jokowi: Copot Pejabat Penghambat Investasi!)
Django Unchained adalah film bertema western (koboi) karya Quentin Tarantino. Film yang dirilis pada 2012 ini bercerita tentang Django (Jamie Foxx), budak yang dibebaskan oleh Dr Schultz (Christoph Waltz) untuk membebaskan istrinya yang juga budak. (Baca: Mulai Januari, IzinInvestasi Dibuat Satu Pintu.)
Sofyan menyebut rantai yang dimaksud adalah regulasi yang berbelit-belit mencengkeram negara. "Bahkan ada beberapa regulasi sejak zaman VOC," ujarnya. Regulasi dinilai sebagai masalah negara yang paling utama.
Menurut dia, zaman semakin maju, iklim investasi dan perdagangan terus berkembang. Saat ini diperkirakan ada lebih dari 800 jenis regulasi dan perizinan yang ada di Indonesia yang dinilai berbelit-belit.
"Django dapat berbuat banyak begitu rantai dilepas," tutur Sofyan. Karena itu, dia mengatakan kemudahan perizinan akan diutamakan untuk rencana pembangunan infrastruktur. Pemerintah juga akan segera meresmikan pelayanan terpadu di BKPM akhir bulan ini untuk menunjang kemudahan regulasi, terutama investasi.
"Pak Wakil Presiden (Jusuf Kalla) tadi pagi bilang, kalau regulasi bisa membuat negara maju, Indonesia pasti sudah maju," kata Sofyan bergurau.
Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat
1 hari lalu
Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam keterangan pers usai pertemuan, menjelaskan, Jokowi dan Hurley misalnya mebahas upaya menggiatkan pengajaran bahasa di masing-masing negara.