BI Dukung Pemerintah Turunkan Harga BBM  

Reporter

Kamis, 1 Januari 2015 04:54 WIB

Antrean kendaraan bermotor membeli BBM bersubsidi di salah satu SPBU di Solo, Jawa Tengah, Senin, 17 November 2014. ANTARA/Maulana Surya

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo, mengatakan menyambut baik kebijakan pemerintah untuk menurunkan harga BBM Premium.

"Kami yakin saving tersebut akan dilakukan untuk kaum miskin bahkan untuk melakukan transfer secara elektronik sehingga kami sambut baik kebijakan ini," kata Agus di Bank Indonesia, Rabu, 31 Desember 2014. (Baca:Premium Turun, Begini Formula Penetapan Harganya )

Agus mengatakan subsidi yang sifatnya konsumtif akan dialihkan ke individu yang membutuhkan sehingga membuat anggaran dana negara efektif. "Kalau masih diberikan subsidi pada solar kami sambut baik karena itu dukungan pemerintah ke dunia usaha," ujar dia. Sehingga bila harga minyak dunia kembali tinggi tidak akan menjadi hambatan bagi perekonomian Indonesia. "Karena semuanya sudah terukur," ujar Agus.

Sebelumnya, kebijakan pemerintah 17 November lalu yang menaikkan harga BBM disambut baik oleh BI. Agus mengatakan pelaku ekonomi dalam negeri dan global juga pasti menyambut baik kebijakan tersebut karena mengalihkan dana subsidi konsumtif ke yang lebih produktif. "Dana untuk produktif kebutuhannya besar tapi mengalihkan yang produktif juga mengurangi defisit fiskal, itu positif," kata dia. Karena selama 12 tahun anggaran Indonesia defisit dan dibayar dengan utang. (Baca:Harga Baru BBM, YLKI Minta Harga Dievaluasi )

Selain itu, kondisi minyak dunia yang turun menjelang akhir 2014 dan pemerintah mengambil kebijakan untuk mengelola energi dan pangan sangat positif. "Dan pembangunan modal dasar untuk pembangunan Indonesia adalah pekerjaan rumah yang harus diatasi jangka menengah dan panjang," kata Agus. Karena mengelola energi termasuk BBM, listrik, dan pangan adalah tantangan struktural yang harus dihadapi ke depan.

Menurut Agus, jika Indonesia bisa saving di atas Rp 200 triliun maka penyusunan APBNP akan efektif dan anggaran belanja untuk infrastruktur dapat selesai. "Sehingga akan berdampak baik bagi ekonomi kita," ujar dia. Karena itu jika Indonesia di akhir 2014 dapat dua kali mengeluarkan kebijakan untuk pengelolaan energi baik disambut baik. "Tapi harus konsisten," kata Agus. (Baca:Premium Turun, Pengecer: Harganya Tanggung )

Karena itu, Agus mengatakan tantangan sekarang adalah bagaimana membangun pangan. Selain itu, jika pemerintah dapat mengelola kebijakan energi seperti energi terbarukan atau terbarukan, inflasi akan terjaga.

ODELIA SINAGA

Baca juga:
Basarnas Serahkan Penanganan Black Box ke KNKT

Palestina Gugat Israel ke Mahkamah Internasional

Dua Jenazah Air Asia Tiba di Surabaya

Tiga Indikasi Air Asia QZ8501 Tidak Meledak

Berita terkait

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

2 jam lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

8 jam lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

17 jam lalu

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

5 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

5 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

5 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

7 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

8 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

8 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

9 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya