BI: Kenaikan Harga BBM Kerek Inflasi November
Editor
Dewi Rina Cahyani
Selasa, 2 Desember 2014 22:10 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan laju inflasi akan mencapai puncaknya pada Desember 2014. Kenaikan harga bahan bakar minyak, diperkirakan tak akan terasa lagi dampaknya pada bulan depan.
Adapun inflasi pada November 2014, meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Namun besarnya laju inflasi masih lebih rendah dibandingkan prediksi Bank Indonesia. "Inflasi indeks harga konsumen mencapai 1,50 persen (month to month), meningkat dari 0,47 persen pada Oktober lalu," kata Agus di kantor Bank Indonesia, Jakarta, Selasa, 2 Desember 2014. (Baca: Kenaikan Biaya Transaksi ATM Ikut Dorong Inflasi)
Agus menyatakan peningkatan inflasi terutama berasal dari naiknya inflasi kelompok administered price dan volatile foods. Inflasi administered prices meningkat terutama didorong oleh kenaikan harga BBM bersubsidi, tarif angkutan darat, dan tarif tenaga listrik. Pada November 2015, inflasi yang termasuk dalam kelompok ini tercatat sebesar 4,20 persen atau 11,39 persen (year on year). "Meningkat dari Oktober lalu sebesar 1,34 persen month to month," ujar dia. (Baca: Inflasi November 2014 Sebesar 1,5 Persen)
Laju inflasi akibat volatile food tercatat naik 0,24 persen dibandingkan bulan sebelumnya 2,37 persen month to month atau 7,96 persen secara year on year pada November 2014. "Kenaikan ini terutama berasal dari kenaikan harga cabai yang tinggi," ujar Agus.
Sementara itu, kenaikan inflasi inti sesuai perkiraan yaitu 0,40 persen month to month atau 4,21 persen secara year on year. Hal tersebut disebabkan kenaikan biaya transportasi yang sejalan dengan melonjaknya harga BBM bersubsidi.
Menurut Agus, Bank Indonesia akan memperkuat kebijakan dan meningkatkan koordinasi pengendalian inflasi dengan pemerintah. "Baik tingkat pusat maupun daerah," ujarnya.
ODELIA SINAGA
Baca juga:
Jokowi Larang PNS Priyayi, Meme Lucu Bertebaran
Kubu Agung 'Main Mata' dengan Peserta Munas Bali
Kapal Korsel Tenggelam, ABK Indonesia Masih Dicari
Ketua DPD: Kerap Interpelasi, Kesaktian Bisa Hilang