Jatim Diklaim Siap Hadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN  

Reporter

Senin, 1 Desember 2014 19:56 WIB

Petugas pelabuhan melintasi kontainer berisi produk Hortikultura (bawang) di kawasan Terminal Petikemas Surabaya (TPS), Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Rabu, (20/3). TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Surabaya - Provinsi Jawa Timur diklaim paling siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN atau MEA yang akan berlaku pada pengujung 2015. Alasannya, posisi perdagangan luar negeri provinsi tersebut dengan negara-negara di ASEAN tercatat surplus.

Badan Pusat Statistik Jawa Timur mencatat neraca perdagangan dominan provinsi ini ke lima negara ASEAN. "Perdagangan Jawa Timur ke Kamboja, Laos, Myanmar, Vietnam, dan Malaysia leading," kata kepala BPS Jatim M. Sairi Hasbullah, Senin, 1 Desember 2014. (Baca berita sebelumnya: Indonesia Siap Hadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN)

Sairi mencontohkan, nilai ekspor non-migas Jawa Timur ke Malaysia pada Oktober 2014 sebesar US$ 93,5 juta atau meningkat 9,65 persen dibanding pada September yang hanya US$ 85,2 juta. "Untuk ekspor dari Januari-Oktober 2014, total senilai US$ 891,2 juta atau naik 5,88 persen dibanding Januari-Oktober 2013 sebesar US$ 814,6 juta," ujar Sairi.

Dibanding ke Malaysia, perdagangan Jawa Timur ke Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam lebih meningkat. "Oktober ini saja, ekspor kita mencapai US$ 87,2 juta, jauh lebih besar dibanding impornya senilai US$ 18,7 juta. Mayoritas barang-barang yang diekspor adalah komoditas industri, seperti elektronik, kertas, makanan, dan minuman," tuturnya. (Baca: Masyarakat Ekonomi ASEAN Sulit Dicapai Tahun Depan)

Meski masih kalah bersaing dengan Thailand dan Singapura, Jawa Timur diperkirakan mampu bersaing pada era MEA mendatang. Asalkan, kata Sairi, pola perdagangan mampu mempertahankan posisi surplus ke negara-negara yang sudah dikuasai tersebut. "Kita tidak perlu khawatir, karena Jawa Timur adalah salah satu pusat industri nasional," ujar Sairi.

Namun penerapan non-tariff barrier, menurut dia, memungkinkan gerakan terobosan besar di bidang investasi oleh negara-negara tetangga, sehingga bisa mempengaruhi dominasi perdagangan. "Itu sangat tergantung agresivitas masing-masing negara," tuturnya. (Baca pula: 3 Syarat Jokowi Agar Pasar Bebas ASEAN Sukses)

Inflasi Jawa Timur pada November 2014 sebesar 1,38 persen atau lebih rendah dibanding inflasi nasional yang mencapai 1,50 persen. Sedangkan inflasi kalender secara kumulatif sebesar 5,27 persen dan perbandingan year-on-year 5,85 persen.

ARTIKA RACHMI FARMITA

Berita Terpopuler:

Ini Tempat Bercokol Mafia Migas
Beri Kredit ke Orang Mati, Ini Kata Danamon
Tiket Kereta Ekonomi Ludes hingga Awal Januari
Pesan Tiket Kereta Sekarang, Kena Tarif Baru
Tiga Prioritas Dirut Pertamina Baru

Berita terkait

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

2 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

2 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

12 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

12 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

12 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

12 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

12 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

12 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

12 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

30 hari lalu

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

Aktivitas penerbangan internasional yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar pada Februari 2024 meningkat.

Baca Selengkapnya