Diselewengkan, Harga Pupuk Bengkak Dua Kali Lipat

Reporter

Sabtu, 29 November 2014 04:36 WIB

TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO , Jakarta:Pemerintah diminta memberantas penyelewengan subsidi pupuk. Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih mengatakan penyelewengan membuat harga pupuk membengkak hingga dua kali lipat. "Pemerintah harus mengubah sistem pertanian mulai dari membenahi penyelewengan pupuk dan menjalankan sistem pertanian ekologis," ujar Henry saat dihubungi Tempo, 28 November 2014. (Baca : PT Pusri Siapkan 180 Ribu Ton Urea Bersubsidi)

Henry mengatakan penyelewengan membuat harga pupuk bersubsidi menjadi tidak wajar. Dia mencontohkan harga pupuk urea per sak seharga Rp 60 ribu, namun ketika pupuk tersebut diselewengkan harganya menjadi Rp 120 ribu. "Harga pupuk subsidi jadi dua kali lipat," ujar Henry. (Baca : Pemerintah Tunggak Subsidi Rp 1,4 Triliun ke Pupuk)

Pupuk yang disalurkan pemerintah, kata Gatot, seharusnya juga didominasi dengan pupuk organik bukan pupuk kimia. Pada tahun ini, jumlah pupuk urea sebanyak 4,1 juta ton, sedangkan pupuk organik hanya 1,1 juta ton. Jumlah tersebut diperkirakan tak jauh berbeda pada tahun depan.

Henry berharap pemerintah mampu membenahi sistem pertanian dari mulai bentuk penyelewengan hingga pertanian ekoligis sehingga tercapai kedaulatan pangan. "Itu sudah sesuai dengan visi Presiden Jokowi," ujar Henry.

Direktur Jendral Prasarana dan Sarana Kementerian Pertanian Gatot Irianto menyatakan kebutuhan subsidi pupuk pada 2015 bakal tercukupi hingga akhir tahun. Pemerintah akan memastikan bahwa pupuk subsidi sampai di tangan petani. "Sehingga tepat pada sasaran," ujar Gatot saat dihubungi Tempo, Jumat, 28 November 2014 .

Sepanjang tahun ini, subsidi pupuk berjumlah 7,7 juta ton dan membengkak 1,8 juta menjadi 9,5 juta ton. Sedangkan pada 2015, jumlah pupuk bersubsidi tetap sama dengan tahun ini yaitu 9,5 juta ton.

Jumlah tersebut, kata Gatot, mampu memenuhi kebutuhan pupuk petani. Dia berjanji akan mengawasi distribusi pupuk sehingga tidak ada penimbunan yang menyebabkan kelangkaan. "Untuk menghindari adanya penyelewangan," ujar Gatot.

Penyelewengan tersebut, kata Gatot, terjadi karena adanya disparitas harga. "Itu yang menyebabkan kelangkaan pupuk," kata Gatot.

DEVY ERNIS

Berita Terpopuler:

Pertimbangan MK Jika Jokowi Dimakzulkan
Jurus Saling Kunci Jokowi dengan Koalisi Prabowo
Usulan Ditolak, Ahok: Bu Mega Senyum-senyum Saja
Kisruh Golkar, Akbar Ingin Bertemu Agung
Ini Isi Surat Anas dan Akil ke Kepala Rutan KPK

Berita terkait

Saksi Ungkap Syahrul Yasin Limpo Bayar Lukisan Sujiwo Tejo Seharga Rp 200 Juta Pakai Uang Vendor Kementan

10 jam lalu

Saksi Ungkap Syahrul Yasin Limpo Bayar Lukisan Sujiwo Tejo Seharga Rp 200 Juta Pakai Uang Vendor Kementan

Saksi menyatakan diminta mengirim Rp 200 juta saat itu juga untuk pembayaran lukisan dari budayawan Sujiwo Tejo yang dibeli oleh Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

2 hari lalu

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

Penambahan pupuk subsidi dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton telah mendapat persetujuan dari presiden.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

4 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

4 hari lalu

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

Penggunaan uang korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL) terungkap di pengadilan. Mayoritas digunakan untuk kepentingan keluarga. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

6 hari lalu

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

Harga bawang merah mulai mengalami penurunan di sejumlah daerah.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

7 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

Tim Jaksa KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

12 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

13 hari lalu

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

Sejumlah pejabat Kementerian Pertanian dihadirkan sebagai saksi di sidang lanjutan dugaan pemerasan dan gratifikasi oleh Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

14 hari lalu

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi masih memeriksa dugaan pelanggaran etika oleh dua pimpinan KPK.

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Syahrul Yasin Limpo Jelaskan Poin Keberatan terhadap Kesaksian Eks Ajudan Panji Harjanto

14 hari lalu

Kuasa Hukum Syahrul Yasin Limpo Jelaskan Poin Keberatan terhadap Kesaksian Eks Ajudan Panji Harjanto

Kuasa hukum bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Djamaludin Koedoeboen, menuturkan poin keberatan terhadap kesaksian eks ajudan Panji Harjanto.

Baca Selengkapnya