JK: Pertumbuhan Ekonomi Bisa 7 Persen Asalkan

Reporter

Editor

Budi Riza

Kamis, 13 November 2014 07:16 WIB

Presiden Jokowi bersama Wapres Jusuf Kalla saat memimpin Sidang Kabinet Kerja di Kantor Presiden, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, 27 Oktober 2014. Sidang ini merupakan sidang perdana Kabinet Kerja pemerintahan Jokowi-JK. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden, Jusuf Kalla mengatakan target pertumbuhan ekonomi 7 persen bisa dicapai pemeritah, asal semua elemen bangsa mampu melakukan perbaikan. (Baca: Jokowi: Indonesia Ingin Jadi Kunci di Pasar ASEAN )

"Tahun ini kita masih bisa tumbuh 5-5,2 persen, artinya sedikit saja diperbaiki kita bisa tumbuh tujuh persen," ujarnya dalam pemaparan ekonomi di Hotel Four Seasons, tadi malam, Rabu, 12 November 2014.

Menurut JK, ada dua hal yang bisa mendorong pertumbuhan tahun depan tetap tinggi. Pertama, postur anggaran pendapatan dan belanja negara harus dioptimalkan dan kebijakan pemerintah harus diperbaiki. "Nanti, antara kedua itu muncul program," ungkapnya.

Besarnya pengeluaran belanja rutin, seperti gaji pegawai, pembayaran bunga utang, dan subsidi yang mencapai 20 persen dari APBN, menyebabkan keuangan negara tersandera. Akibatnya, belanja modal terus menyusut hingga 10 persen dari sebelumnya 20 persen tahun lalu. "APBN kita bukan kecil, tetapi penggunaannya kurang memberikan peluang ekonomi untuk tumbuh."

Kedua, faktor lain yang bisa dipacu adalah memperbaiki kinerja birokrasi supaya lebih cepat. Saat ini, salah satu persoalan investasi di Indonesia adalah akibat lambannya perizinan, aparat negara takut membuat kebijakan yang bersinggungan dengan hukum, sehingga prosesnya berjalan lamban. (Baca: APEC, Indonesia Jadi Sasaran Investasi Para CEO)

"Karena itu APBN kita kurang berdaya dan kebijakan menjadi lamban."

Ekonom Universitas Gajah Mada, Tony Prasetiantono, mengatakan target pertumbuhan 7 persen sulit tercapai tahun depan, kecuali dalam lima tahun ke depan. "Jangankan Indonesia, Cina saja sulit 7 persen. Tahun depan kita tidak tahu, rasanya kita harus sabar dulu."

Target tinggi yang direncanakan Presiden Jokowi, Tony mengatakan, mengingatkan pada rencana pertumbuhan yang pernah disampaikan pemerintah sebelumnya, saat itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berjanji di akhir periodenya pertumbuhan akan mencapai 7 persen. "Faktanya 2013 5,8 persen dan 2014 sekitar 5,1-5,2 persen." (Baca: BBM Naik, Gubernur BI: Dampaknya Hanya Sebulan )

Untuk itu, agar pertumbuhan terjaga, ada beberapa yang harus dilakukan pemerintah, yakni mengurangi subsidi BBM dan mengalihkannya untuk pembangunan infrastruktur serta subsidi langsung kepada masyarakat miskin yang jumlahnya hingga 25 juta jiwa. "Mereka itulah yang harus dijadikan sasaran cash tansfer pemerintah."



JAYADI SUPRIADIN


Baca berita lainnya:
Terungkap, Artis yang Ditangkap BNN Berinisial VM
Pakaikan Mantel ke Istri Jinping, Putin Dikritik
FPI Pernah Ditolak di Daerah-daerah Ini
Menteri Susi Disemprot Nelayan
Pidato Jokowi Terbanyak Ditonton, Kalahkan Obama

Berita terkait

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

1 jam lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

5 jam lalu

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

Eks menteri keamanan Panama memenangkan pilpres setelah menggantikan mantan presiden Ricardo Martinelli dalam surat suara.

Baca Selengkapnya

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

6 jam lalu

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyanjung pemerintahan Presiden Jokowi karena pertumbuhan ekonomi RI stabil pada kisaran 5 persen.

Baca Selengkapnya

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

15 jam lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

17 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

21 jam lalu

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

Hamas meminta bantuan dari Jusuf Kalla agar menjadi mediator guna mengakhiri perang dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

22 jam lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

23 jam lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

2 hari lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya