TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Effendi Simbolon, mengatakan Wakil Presiden Jusuf Kalla dinilainya sangat bernafsu untuk menaikkan harga bahan bakar minyak. Padahal Presiden Joko Widodo biasa saja menyikapi rencana kenaikan itu.
"Kenapa malah Pak JK yang begitu nafsu naikkan harga BBM?" ujar Effendi seusai rapat paripurna versi Koalisi Indonesia Hebat di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa, 4 November 2014. "Kenapa enggak melihat sikon (situasi dan kondisi)? Baru dilantik sudah buat heboh." (Baca: Penundaan Kenaikan Harga BBM Picu Penimbunan)
Effendi mengatakan apakah dengan menaikkan harga BBM sebesar Rp 3.000--menjadi Rp 10.000--akan membuat Indonesia menjadi makmur? "Kalau makmur, naikkan saja Rp 10.000. Kenapa harus Rp 3.000," katanya.
Menurut Effendi, seharusnya dibenahi dulu tata niaganya. Effendi pun mencontohkan zaman Rizal Ramli yang membuat kebijakan bahwa oktan murah harus dikonsumsi oleh kendaraan seperti bajaj. "Kalau cc 2.000 ke atas, masak, iya beli oktan murah." (Baca: Jokowi: Subsidi BBM Bebani Anggaran Negara)
Karena itu, Effendi berharap Jokowi tidak menaikkan harga BBM dulu. "Untuk 2015, dahului dengan langkah yang konkret. Ini loh program kami."
Sebelumnya, JK memastikan kebijakan pengurangan subsidi bahan bakar minyak dilaksanakan November tahun ini. "Pokoknya bulan ini," kata Kalla di kantornya, Senin, 3 November 2014.