Kepala Kantor Transisi Jokowi-JK, Rini Soemarno, seusai bertemu Presiden Joko Widodo di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan, Jakarta, 23 Oktober 2014. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno mengaku tak mau buru-buru mencari pengganti Karen Agustiawan yang mundur dari jabatannya sebagai Direktur Utama PT Pertamina Persero. Alasannya, Pertamina merupakan BUMN yang strategis sehingga membutuhkan analisa yang lebih mendalam. (Baca: Rini Soemarno Cari Enam Dirut BUMN Baru)
Menurut Rini, rencana pergantian direktur utama Pertamina masih dalam proses dan pendalaman secara hukum. Alasan lain adalah untuk sementara belum dibutuhkan direksi yang tetap. "Alasannya Dewan Komisaris dianggap masih bisa bertanggung jawab sementara," kata Rini di Jakarta, Selasa, 28 Oktober 2014. Rini juga enggan menjelaskan kriteria direktur utama yang diinginkan. (Baca: Dari Harvard, Karen Mau Bantu Jokowi)
Direktur Utama PT Pertamina Persero Karen Agustiawan mengundurkan diri per 1 Oktober 2014. Dewan Komisaris untuk sementara mengangkat Direktur Hulu Muhammad Husein menjadi pelaksana tugas.
Namun pengangkatan Plt hanya berlaku sebulan. Artinya pada tanggal 1 November 2014 nanti, Pertamina sudah harus memiliki direktur utama yang baru. Selain Pertamina, saat ini setidaknya ada tiga BUMN yang tak memiliki direktur utama. Ketiganya ditunjuk sebagai menteri dalam kabinet Joko Widodo.
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Persero Ignasius Jonan ditunjuk menjadi Menteri Perhubungan. Adapun Direktur Utama PT Pindad Persero Sudirman Said menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, serta Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Arief Yahya menjadi Menteri Pariwisata. Selain itu, dua Direktur Utama BUMN yaitu PT Garuda Indonesia Tbk dan PT Perusahaan Listrik Negara akan habis masa jabatannya pada akhir tahun.
Khusus direktur utama PT KAI, Rini mengatakan pergantiannya harus dilakukan segera. "Ini berhubungan dengan transportasi publik dan keselamatan masyarakat," katanya.