TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta, mengatakan diturunkannya prediksi pertumbuhan ekonomi global oleh berbagai lembaga ekonomi dunia menjadi sentimen negatif bagi dolar. “Investor cemas kinerja perekonomian Amerika terganggu sehingga kenaikan bunga The Fed semakin tertunda,” katanya.
Pada perdagangan Senin, 13 Oktober 2014, rupiah menguat 21,6 poin (0,18 persen) ke level 12.200,9 per dolar, sedangkan yen naik 0,25 persen ke 107,39 per dolar. Peralihan dana investasi dari dolar menjadi yen mendorong mata uang Jepang tersebut menggapai level terkuatnya dalam empat minggu terakhir. (Baca juga: Politik Kacau, Investor Hindari Saham Lapis I)
Sidang Tahunan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF), yang berakhir pada Sabtu lalu, kembali merevisi pertumbuhan ekonomi global pada 2014, dari 3,4 persen menjadi 3,3 persen. Perlambatan ekonomi Cina dan risiko geopolitik yang meningkat akibat maraknya konflik militer membuat IMF pesimistis pertumbuhan ekonomi dunia bakal lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.
Rangga mengatakan investor menunggu perkembangan pembentukan kabinet presiden terpilih, Joko Widodo. Perampingan kabinet membangun persepsi investor akan kinerja pemerintah yang lebih efektif dan efisien. (Baca juga: Ekonomi Eropa Lesu, IHSG Loyo)
Hari ini, Selasa, 14 Oktober 2014, rupiah berpotensi terus menguat pada level 12.150-12.250 per dolar. “Sentimen politik yang terus mereda menambah dukungan positif bagi rupiah,” tutur Rangga.
MEGEL JEKSON
Berita Terpopuler
Di Yogya, Bos Facebook Selfie Bareng Ibu-ibu
Pemuda Ini Diajak Bos Facebook Bertemu Jokowi
Zuckerberg Senang, Facebook Tembus Perkampungan
Berita terkait
Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah
3 hari lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.
Baca SelengkapnyaBos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya
4 hari lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaInflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya
4 hari lalu
BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.
Baca SelengkapnyaEkonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat
6 hari lalu
Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.
Baca SelengkapnyaMeski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit
7 hari lalu
PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.
Baca SelengkapnyaBRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay
7 hari lalu
Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.
Baca SelengkapnyaSuku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti
8 hari lalu
BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.
Baca SelengkapnyaNilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD
8 hari lalu
Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.
Baca SelengkapnyaKenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit
8 hari lalu
Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.
Baca SelengkapnyaBI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit
8 hari lalu
BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).
Baca Selengkapnya