TEMPO.CO, Washington - Dewan Kota Washington, DC, menyiapkan aturan untuk layanan taksi berbasis gadget seperti UberX, Lyft, dan Sidecar. Tiga jenis layanan ini menawarkan tumpangan pribadi dengan cara memesan lewat aplikasi di telepon pintar. (Baca: Aplikasi Layanan Taksi Uber Bakal Diblokir)
Anggota Dewan Kota Washington, Mary Cheh, mengatakan aturan ini menyertakan asuransi kecelakaan untuk melindungi pelanggan sejak pemesanan hingga tiba di tempat tujuan. Jaminan ini, ujar dia, juga mencakup keselamatan sopir. (Baca: Di Amerika, Taksi Uber Hadapi Tantangan Ini)
Cheh menuturkan aturan ini menyoroti latar belakang dari para sopir taksi. Ada syarat minimal yang harus dipenuhi, termasuk kondisi kendaraan yang digunakan. Dalam undang-undang ini, layanan taksi sejenis UberX dan Lyft dilarang menyediakan kendaraan untuk disewakan secara pribadi. Sebab, kebijakan Washington mengharuskan taksi membayar 1 persen dari pendapatan kotor mereka jika mengantar penumpang ke pusat bisnis.
"Bayangkan berapa banyak pendapatan kota jika aturan pajak ini diterapkan," ujarnya, seperti dikutip The Washington Post, Kamis, 9 Oktober 2014.
Menurut Chehl, aturan ini disusun agar tidak ada kesenjangan antara layanan sejenis UberX dan taksi konvensional. Sidang akhir pembahasan dijadwalkan akhir bulan ini. Desakan untuk mengesahkan aturan semakin menguat saat terjadi kasus pembunuhan seorang gadis oleh sopir UberX.
Namun aturan ini malah memancing kemarahan penyedia taksi konvensional, sehingga mereka menggelar unjuk rasa besar-besaran. (Baca: Uber Bersaing dengan Blue Bird dan Express)