Taksi mewah yang ditawarkan pada layanan Uber.com di Jakarta. Uber.com
TEMPO.CO, Washington - Ribuan sopir taksi di Washington, DC, Amerika Serikat, berunjuk rasa menentang rencana pengesahan undang-undang layanan angkutan taksi berbasis aplikasi telepon pintar seperti UberX, Lyft, dan Sidecar. Dewan Kota Washington akan menggelar sidang pemungutan suara akhir Oktober 2014. (Baca: Aplikasi Layanan Taksi Uber Bakal Diblokir)
Kabar yang dilansir Time, Rabu, 8 Oktober 2014, waktu setempat, para sopir taksi sengaja memarkir kendaraannya di sepanjang Pennsylvania Avenue, tepatnya di dekat kantor Wali Kota Washington. Aksi tersebut menyebabkan lalu lintas di ibu kota Amerika Serikat itu lumpuh selama dua jam. (Baca: Di Amerika, Taksi Uber Hadapi Tantangan Ini)
Salah satu perwakilan Asosiasi Operator Taksi mengatakan aturan tersebut terlalu menguntungkan pengelola taksi Uber dan layanan sejenisnya. Sebab, pemerintah seperti memberikan kelebihan bagi layanan berbasis aplikasi tersebut, di antaranya tidak terikat dengan aturan pembatasan akses jangkauan pelanggan. (Baca: Uber Bersaing dengan Blue Bird dan Express)
Taksi Uber juga diwajibkan menyediakan asuransi kecelakaan senilai US$ 1 juta, sehingga layanannya seolah lebih unggul. Para sopir taksi khawatir, dengan adanya aturan tersebut, mereka akan kehilangan pelanggan. (Baca: Menjajal Taksi Mewah Bertarif Murah)