TEMPO.CO, Cilegon- Kegaduhan politik yang terjadi akhir-akhir ini antara Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia Hebat berdampak signifikan bagi kinerja PT Krakatau Steel (Persero). (Baca: Pemilihan Ketua MPR Usai, Saham Langsung Jeblok).
Direktur Utama Krakatau Steel Irvan Kamal Hakim mengatakan kericuhan politik telah membuat kinerja Perseroan semakin tertekan. Sebab, Krakatau sangat rentan terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar. Sentimen politik menjadi salah satu penyebab fluktuasi kurs. “Memang tidak bisa diukur, tapi dapat menjadi faktor dominan,” kata Irvan kepada Tempo.
Menurut Irvan, kegaduhan politik juga menyebabkan banyak investor menahan realisasi investasi mereka. Pasar properti yang melambat seiring dengan perlambatan ekonomi juga berdampak bagi permintaan baja nasional sebagai salah satu bahan baku sektor properti.
Kondisi ini mempengaruhi Krakatau Steel. Kericuhan politik juga mengganggu harga saham dan kinerja keuangan Perseroan. “Pembelian jadi tertahan karena kondisi yang bergejolak membuat siapa pun akan menahan rencana pembelian," ujar Irvan.
Kegaduhan politik dalam beberapa waktu terakhir pun membuat indeks harga saham gabungan dan rupiah tertekan. Fluktuasi terjadi saat pemilihan legislatif, muncul gugatan salah satu calon presiden ke Mahkamah Konstitusi atas hasil pemilihan presiden, hingga perebutan kursi pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat serta Majelis Permusyawaratan Rakyat. (Baca: Indeks Saham Terancam Dua Sentimen Mematikan).
Irvan menjelaskan, karena Krakatau membeli bahan baku dengan dolar dan menjualnya dalam rupiah, kinerja Perseroan amat tertekan. Apalagi pembukuan Krakatau menggunakan satuan dolar. Jadi, jika rupiah melemah, hal itu akan merugikan perusahaannya. "Ketika produk siap dijual, rupiah tertekan dari 12.000 ke 12.500. Akibatnya, kami dirugikan," ujarnya.
Kebutuhan Baja untuk Pembangunan IKN 9,5 Juta Ton, IISIA Sebut Produksi Lokal Masih Cukup
7 November 2023
Kebutuhan Baja untuk Pembangunan IKN 9,5 Juta Ton, IISIA Sebut Produksi Lokal Masih Cukup
Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk atau KRAS, Purwono Widodo, mengatakan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) membutuhkan total 9,5 juta ton baja hingga pembangunan tahap akhir.