Kenaikan Harga BBM Bikin SPBU Asing Menjamur  

Reporter

Senin, 29 September 2014 17:30 WIB

Petugas mengoprasikan selang Pertamax Plus di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina kawasan Otista, Jakarta (26/8). Habisnya persediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di beberapa SPBU di daerah merupakan konsekuensi dari pengaturan kuota yang diterapkan. Tempo/Aditia noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang akan dilaksanakan pemerintahan mendatang, memberikan ruang terbuka terjadinya praktek penguasaan ladang usaha stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) oleh milik asing. "Makanya saat kenaikan harga BBM, Jokowi harus berani pegang janji agar asing tidak menguasai SPBU lokal," kata mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier dalam diskusi Implementasi Ekonomi Politik Luar Negeri Rezim SBY terhadap Rezim Jokowi di Taman Ismail Marzuki, Senin, 29 September 2014. (Baca: Kenaikan Harga BBM Bisa Hemat Anggaran Rp 55 Triliun)

Menurut Fuad, dinaikkannya harga BBM akan mendorong pemerintah mencabut subsidi untuk dialihkan kepada sektor lain. Padahal dalam sejarahnya, salah satu alasan pemberian subsidi adalah untuk menekan perusahaan asing agar tidak menguasai sektor usaha SPBU. "Omzetnya besar sekali, hingga triliunan rupiah," kata dia. (Baca: DPR: Penambahan Kuota BBM Belum Pernah Terjadi)

Pemberian subsidi minyak, tidak semuanya buruk. Salah satunya adalah membendung menjamurnya perusahaan minyak asing. Politikus Hanura ini mencontohkan bagaimana perusahaan semacam Total EP, Exxon Mobil, Chevron, Petronas, dan lainnya tidak sanggup bertahan lama akibat rendahnya nilai jual BBM lokal karena pemberian subsidi pemerintah. "Sekarang kalau dikembalikan ke pasar jelas kesempatan buat mereka" katanya. (Baca: Pemerintah Punya Rp 90 T Tambah Kuota BBM Subsidi)

Untuk mencegah praktek itu, Fuad berharap saat kenaikan harga BBM diteken, Jokowi berjanji pula tidak akan membuka keran bagi perusahaan asing. "Dampaknya besar sekali kalau sampai jatuh ke asing," ungkapnya.

Selain itu upaya penguasaan asing terhadap sektor migas pemerintah mulai dari hulu sampai hilir menjadi ancaman terbesar pemerintah mendatang. "Maunya mereka kan begitu, makanya desakannya naikkan BBM naikkan BBM agar pemerintah segera menaikkan," ungkapnya.

Salamuddin Daeng dari AEPI Jakarta menambahkan, pasca-dinaikkannya harga BBM, pemerintah harus berani menekan perusahaan asing agar bekerja sama dengan perusahaan milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sehingga harga minyak tetap terjangkau masyarakat. "Jangan sampai mereka menguasai industri hulu migas," katanya.

Persoalan pelik di bidang migas yang dihadapi Indonesia tidak jauh beda dengan yang dihadapi Arab Saudi pada tahun 1970-an. Saat itu mereka berani melawan investor asing dan melakukan nasionalisasi di bidang migas. "Raja Faisal melawan agar NOC (National Oil Company) jangan jatuh ke asing meski taruhannya mati. Hasilnya sampai sekarang NOC menjadi terbesar dunia," ujarnya.

JAYADI SUPRIADIN

Berita Terpopuler
2 Alasan Lucu Soal SBY Gugat UU Pilkada
'SBY Kecewa UU Pilkada, tapi Rakyat Tidak Bodoh'
5 Argumen DPR Soal Pilkada DPRD yang Terbantahkan
Cari Dalang UU Pilkada, SBY Diminta Introspeksi
5 Alasan iPhone 6 Bakal Dianggap Produk Gagal

Berita terkait

Pembatasan BBM Bersubsidi Samarkan Kenaikan Harga, YLKI Dorong Subsidi Tertutup

53 hari lalu

Pembatasan BBM Bersubsidi Samarkan Kenaikan Harga, YLKI Dorong Subsidi Tertutup

Pengurus YLKIAgus Suyatno menilai kebijakan pembatasan BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Bio Solar distorsi terminologi kenaikan harga.

Baca Selengkapnya

Kuba Bangkrut, Harga BBM Naik Hingga 500 Persen per 1 Februari

11 Januari 2024

Kuba Bangkrut, Harga BBM Naik Hingga 500 Persen per 1 Februari

Kuba di ambang krisis ekonomi yang parah. Harga BBN naik hingga lima kali lipat membuat warganya menjerit.

Baca Selengkapnya

BEM UGM Beri Gelar Jokowi Alumnus UGM Paling Memalukan, Berikut Deretan Kritik BEM Seluruh Indonesia

10 Desember 2023

BEM UGM Beri Gelar Jokowi Alumnus UGM Paling Memalukan, Berikut Deretan Kritik BEM Seluruh Indonesia

BEM UGM memasang baliho bergambar Jokowi bertuliskan Alumnus UGM Paling Memalukan. Berikut deretan kritik dari BEM se Indonesia terhadap Jokowi.

Baca Selengkapnya

50 Tahun Puan Maharani, Begini Perjalanan Karier Politik Anak Megawati

7 September 2023

50 Tahun Puan Maharani, Begini Perjalanan Karier Politik Anak Megawati

Ketua DPR RI Puan Maharani berulang tahun ke-50, pada 6 September kemarin. Tahun lalu, ulang tahunnya jadi masalah karena dilaporkan ke MKD.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Inflasi Pangan pada Semester Pertama 2023 Masih Tinggi: Perlu Dikendalikan

17 Januari 2023

Gubernur BI Prediksi Inflasi Pangan pada Semester Pertama 2023 Masih Tinggi: Perlu Dikendalikan

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memprediksi inflasi pada paruh pertama tahun ini masih akan tinggi.

Baca Selengkapnya

Kaleidoskop 2022: 11 Peristiwa Ekonomi, Sengkarut Kelangkaan Minyak Goreng hingga Impor Beras

30 Desember 2022

Kaleidoskop 2022: 11 Peristiwa Ekonomi, Sengkarut Kelangkaan Minyak Goreng hingga Impor Beras

Berbagai peristiwa mewarnai perekonomian nasional tahun 2022, dari sengkarut minyak goreng, resesi global, kenaikan harga BBM hingga impor beras.

Baca Selengkapnya

Demo Sopir Truk Korea Selatan Picu Kelangkaan BBM

6 Desember 2022

Demo Sopir Truk Korea Selatan Picu Kelangkaan BBM

Demo sopir truk Korea Selatan telah menyebabkan hampir 100 pompa bensin di seluruh negeri mengalami kelangkaan BBM

Baca Selengkapnya

Daftar Harga BBM Pertamina Terbaru Per Desember 2022 di 34 Provinsi

2 Desember 2022

Daftar Harga BBM Pertamina Terbaru Per Desember 2022 di 34 Provinsi

Kenaikan harga BBM ini terjadi pada bahan bakar non-subsidi.

Baca Selengkapnya

Mulai Hari Ini Hingga 7 Desember, Buruh Gelar Demo Besar-besaran Tolak Kenaikan UMP DKI Jakarta

1 Desember 2022

Mulai Hari Ini Hingga 7 Desember, Buruh Gelar Demo Besar-besaran Tolak Kenaikan UMP DKI Jakarta

Sejumlah serikat buruh dan Partai Buruh dijadwalkan menggelar demonstrasi besar-besaran sebagai bentuk penolakan kenaikan UMP DKI Jakarta 2023.

Baca Selengkapnya

Survei Charta Politika, Kepuasan terhadap Jokowi 69,5 Persen

29 November 2022

Survei Charta Politika, Kepuasan terhadap Jokowi 69,5 Persen

Yunarto menyebut kepuasan terhadap Jokowi sempat ajlok ke angka 63,5 persen pada September 2022 akibat kenaikan harga BBM.

Baca Selengkapnya