Rupiah Butuh Pendorong Baru  

Reporter

Rabu, 24 September 2014 07:11 WIB

TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Mata uang rupiah bergerak mendatar sepanjang perdagangan Selasa, 23 September 2014. Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta, mengatakan, tanpa dukungan sentimen yang kuat, rupiah memang hanya akan bergerak fluktuatif.

Rupiah ditutup menguat tipis 6,1 poin (0,05 persen) pada level 11.969. Menurut Rangga, meski bank sentral Amerika Serikat (The Fed) tak menaikkan bunga, pengurangan likuiditas dolar di pasar global akibat kebijakan pengurangan stimulus moneter (tapering off) yang berlanjut akan tetap menekan laju mata uang regional. (Baca: Indeks Cina dan Properti AS Pengaruhi IHSG Sepekan)

Mayoritas negara masih terjebak defisit fiskal dan neraca transaksi berjalan. Hal itu membuat kurs regional rentan akibat menipisnya ketersediaan likuiditas. “Paket stimulus moneter yang tinggal US$ 15 miliar semakin menggerus daya tahan kurs regional,” katanya.

Namun publikasi positif data manufaktur Cina mampu mendukung laju penguatan rupiah. Angka HSBC Flash Manufacturing PMI pada September, yang tumbuh ke level 50,5, membuat pelaku pasar optimistis kinerja perekonomian Cina akan terus membaik. “Commodities currencies, termasuk rupiah, merespons positif manufaktur Cina,” tutur Rangga. (Baca: Ekonomi Cina Melemah, IHSG Lesu)

Rangga menjelaskan penguatan rupiah juga merespons rencana kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi. Nilai belanja subsidi BBM pada RAPBN 2015, yang diturunkan menjadi Rp 276 triliun, membangun ekspektasi bakal membaiknya neraca transaksi berjalan.

Dalam jangka pendek, kemunculan sentimen positif yang minim membuat nilai tukar rupiah masih akan bergerak fluktuatif pada level 11.850-12.000 per dolar. Bank sentral siaga menjaga laju rupiah agar tidak melampaui level psikologis Rp 12.000 per dolar.

MEGEL JEKSON



Berita Terpopuler
Akhirnya, Jokowi Bocorkan Nama Kabinetnya
Gadis Ini Dipaksa Ibunya Tidur dengan 1.800 Pria
Pria Ini 100 Kali Orgasme dalam Sehari

Berita terkait

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

2 jam lalu

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

4 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

4 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

5 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

7 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

8 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

8 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

8 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

8 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

9 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya