Pasar Ingin Jokowi Tak Tersandera Subsidi BBM

Reporter

Jumat, 29 Agustus 2014 03:11 WIB

Antrean jerigen saat pengisian BBM bersubsidi. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Penolakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menaikkan harga bahan bakar minyak BBM bersubsidi dalam waktu dekat direspons netral oleh pelaku pasar. Ekonom dari PT BNI Securities, Heru Irvansyah, mengatakan pelaku pasar cukup rasional dengan alasan SBY tidak menaikkan harga BBM bersubsidi di akhir masa jabatannya. Namun mereka berharap presiden terpilih Joko Widodo dapat segera merealisasikan kebijakan pencabutan subsidi BBM. "Pasar ingin pemerintahan yang baru tidak tersandera subsidi." (Baca: M.S. Hidayat: BBM Lebih Baik Dinaikkan SBY)

Menurut Heru, harapan pasar terhadap presiden terpilih sangat besar. Karena itu, pasar berharap pemerintahan baru nanti bisa fokus dalam bekerja dan tidak diganggu lagi oleh masalah kelangkaan BBM. Pasar juga menanti susunan kabinet Jokowi. (Baca: SBY-Jokowi Tak Khusus Bahas Harga BBM)

Namun pelaku pasar menyayangkan bila kenaikan harga BBM baru dilakukan di kuartal keempat tahun ini atau kuartal pertama tahun depan. Alasannya, kenaikan harga BBM dipastikan mengerek laju inflasi dan tuntutan kenaikan upah.

Padahal penyesuaian upah biasanya sudah diantisipasi pelaku industri pada kuartal ketiga. "Secara bisnis, momentumnya sudah terlambat," ujar Heru.

Subsidi BBM yang mencapai Rp 290 triliun atau 15 persen dari total APBN tidak memiliki multiplier effect karena habis untuk dikonsumsi. Padahal dana sebesar itu bisa dimanfaatkan untuk membangun infrastruktur yang mampu meningkatkan investasi dan industri substitusi impor. "Pemerintah sebaiknya memberikan subsidi terarah, seperti peningkatan kapasitas petani dan nelayan," tutur Heru.

Joko Widodo mengaku menyampaikan beberapa hal kepada SBY dalam pertemuan pada Rabu malam, 27 Agustus 2014, di Nusa Dua, Bali. Salah satunya adalah soal kenaikan harga BBM.

Namun permintaan Jokowi agar SBY menaikkan harga BBM ditolak. "Beliau menyampaikan saat ini kondisinya dianggap masih kurang tepat untuk menaikkan (harga) BBM," tutur Jokowi di Balai Kota, Kamis, 28 Agustus 2014. "Kenapa beliau menolak, tanya beliau."

M. AZHAR

Berita Terpopuler
Kenapa Prabowo Tolak Berpidato Seusai Putusan MK?
Hasil Pleno, Demokrat Tetap Koalisi Merah Putih
Fadli Zon dan Muzani Rebutan Kursi Wakil Ketua DPR
SBY-Jokowi Tidak Hanya Bahas BBM
Pelat Nomor Lamborghini Lulung Tak Terdaftar


Berita terkait

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

33 menit lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

3 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

3 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

3 jam lalu

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

Faisal Basri menyinggung soal opsi mekanisme peradilan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) untuk menjerat Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

4 jam lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

4 jam lalu

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

Presiden Jokowi nge-prank jurnalis yang sudah menuggu sekitar setengah jam untuk sesi wawancara cegat atau doorstop.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

5 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

6 jam lalu

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

PLN mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di tanah air

Baca Selengkapnya

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

6 jam lalu

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Presiden Jokowi menyoroti pentingnya infrastruktur kesehatan negara dalam jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

7 jam lalu

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

Pengajuan nama Budi Gunawan oleh Jokowi, kata narasumber yang sama, bertujuan untuk meluluhkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri.

Baca Selengkapnya