TEMPO.CO, Gowa - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Gowa mengembangkan produk rumahan telur asin bakar sebagai komoditas khas asal Kabupaten Gowa. Hal ini sebagai wujud komitmen pemerintah dalam mendorong usaha menengah kecil dan mikro (UMKM) di Kabupaten Gowa.
Kepala Disperindag Gowa Muhammad Taufik Mursad mengatakan pengembangan telur ikan asin bakar ini dilakukan karena Gowa merupakan salah satu daerah dengan populasi itik terbanyak di Sulawesi Selatan. (Baca: Chairul Tanjung: Perpres UMKM Kelar September.)
"Telur asin bakar ini hanya kita temukan di Mataram. Mengingat jumlah telur itik kita banyak, sejumlah UMKM kita dorong untuk mengembangkan produk ini," katanya saat dihubungi, Minggu, 24 Agustus 2014. (Baca: Pemerintah Daerah Dilarang Pungut Retribusi UMKM.)
Ia menjelaskan telur asin bakar yang dikembangkan itu memiliki cita rasa yang lebih nikmat dan gurih. Bahkan, dengan cita rasanya yang khas, permintaan akan produk ini cukup tinggi. "Omzetnya bahkan bisa mencapai Rp 5 juta per hari," katanya.
Di samping itu, pihaknya juga mendorong sejumlah produk UMKM lainnya. Seperti aneka keripik dari hasil bumi, kue kering berbahan baku beras, sarung cura' la'ba, dan sejumlah produk oleh-oleh khas Kabupaten Gowa. "Kita menyediakan ruang promosi bagi UMKM binaan Disperindag untuk menjajakan produknya," ujarnya.
Ia menambahkan, salah satu penyebab melambatnya ekonomi kelas menengah ke bawah adalah kurangnya ruang yang ada untuk mempromosikan hasil produknya. Untuk itu dia menegaskan akan selalu membantu UMKM dalam menyiapkan kebutuhan oleh-oleh khas Gowa.
''Karena itu, kita membuat market khusus ini sebagai upaya jemput bola dan penyediaan kebutuhan akan oleh-oleh khas daerah kita ini kepada setiap tamu-tamu yang berkunjung ke Gowa," katanya.
Kepala Bidang Pengembangan Usaha Mikro Hamriyani Hamzah mengatakan sejauh ini UMKM telah banyak diketahui masyarakat. Hanya, pelaku UMKM kerap kesulitan mengakses pasar karena belum memiliki pasar sendiri. "Di samping itu, upaya ini juga merupakan kontrol dan pengawasan terhadap hasil produk olahan mereka," ia menjelaskan.